‘My Dream’, Ajang Seniman Penyandang Disabilitas Buktikan Tidak Ada Batas Manusia, ‘Semuanya Bisa Indah dan Mengindahkan Dunia’

Para seniman yang tergabung di China Disabled People’s Performing Art Troupe (CDPPAT) akan unjuk kemampuan mereka di pertunjukan spesial bertajuk ‘My Dream’ di Grand City Convention Hall Surabaya.

iniSURABAYA.com – Punya keterbatasan fisik tak berarti tidak bisa berbuat apa-apa. Para seniman hebat yang tergabung dalam China Disabled People’s Performing Art Troupe (CDPPAT) akan unjuk kemampuan mereka di pertunjukan spesial bertajuk ‘My Dream’.

Pertunjukan yang dipersembahkan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama DAAI TV ini akan digelar di Grand City Convention Hall Surabaya selama dua hari yaitu Sabtu-Mnggu (27-28/7/2019).  

Bacaan Lainnya

Para seniman ini menyandang disabilitas seperti tuli, tuna netra, dan keterbatasan fisik lainnya. Total ada 40 seniman bertalenta akan unjuk kemampuan masing-masing.

Mereka akan menampilkan tarian dan pertunjukan meliputi lagu, tarian klasik Tiongkok, tarian daerah, valet, tarian Latin, tarian modern, drama musikal, musik jazz, musik instrumental, dan pertunjukan puisi isyarat tangan.

Menurut Hei Hong, pelatih CDPPAT, grup pertunjukan ini berdiri sejak 1987. “Kami memiliki lebih dari 100 murid dengan berbagai latar belakang, mulai dari buta, tuli, hingga cacat fisik,” paparnya.

Hei Hong menambahkan, setiap tiga tahun sekali CDPPAT merekrut anggota baru. Selepas dari CDPPAT, sebagain besar dari mereka berprofesi sebagai guru,” ungkap Hei Hong.

CDPPAT, lanjutnya, ingin menunjukkan bahwa segala hal merupakan keindahan. Penyandang difabel juga penuh dengan keindahan.

“Tidak ada batas manusia, semuanya bisa indah dan mengindahkan dunia,” tegasnya. Melalui atraksi yang akan mereka sajikan, CDPPAT ingin mengubah ketidakmungkinan menjadi hal yang bisa dilakukan.

Pada kesempatan tahun ini, ‘My Dream’ akan membawakan tarian baru yang diperuntukkan bagi penyintas bencana di dunia yaitu ‘Never Stop Dancing’ di samping tarian ikoniknya yaitu ‘Bodhisattva Seribu Tangan’.

“Pada penampilan kali ini, kami telah melakukan latihan ratusan hingga ribuan kali. Satu tarian, untuk menghafalkan gerakannya memakan waktu kurang lebih satu bulan,” urainya. dit

Pos terkait