Pasangan Menikah di Usia Tua Rawan Masalah Pada Sang Buah Hati, Begini Pesan Dokter RSIA Kendangsari-MERR Ini

0
1602
Para dokter RSIA Kendangsari-MERR Surabaya menggelar acara talkshow bertajuk ‘Pentingnya Menjaga Kesehatan Calon Bunda, Bunda, dan Buah Hati’ di Grand City Mall Surabaya.

iniSURABAYA.com – Nasihat orangtua pada anaknya agar memilih calon pasangan berdasar ‘bibit bebet bobot’ tampaknya punya makna yang tetap relevan hingga sekarang.

Sebab, dengan mengetahui latar belakang keluarga dari calon pasangan akan mudah dideteksi adanya kemungkinan yang bisa menimbulkan kerugian di kemudian hari.

Kalau pun akhirnya menikah, pemeriksaan dini sebelum sang ibu mengandung dan melahirkan sangat dianjurkan. “Sebetulnya tak hanya istri, suami pun sangat dianjurkan untuk ikut diperiksa,” tegas Dr dr Ernawati Darmawan SpOG kepada iniSurabaya.com.

Dihubungi usai acara talkshow bertajuk ‘Pentingnya Menjaga Kesehatan Calon Bunda, Bunda, dan Buah Hati’ yang diselenggarakan RSIA Kendangsari-MERR Surabaya di Grand City Mall, Lila menekankan bahwa pemeriksaan pada pasangan diperlukan untuk mengetahui faktor risiko yang mungkin ada pada kedua belah pihak.

“Apalagi misal suaminya usia 40 tahun menikah dengan wanita 20 tahun, bisa terjadi kelainan kromosom yang berdampak pada anaknya,” papar dokter yang berpraktik di RSIA Kendangsari-MERR ini.

Dia menambahkan, tak hanya mengetahui kondisi pasangan, riwayat keluarga pun perlu diketahui untuk mendeteksi sejak dini adanya kelainan bawaan.

“Mengetahui silsilah keluarga seperti yang ditekankan orangtua dulu itu memang betul. Sebab, jika orangtua menderita talasemia misalnya, bisa berakibat bayinya harus menjalani tranfusi selama hidup. itu jelas sangat menderita,” imbuh lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) ini. 

Menurut Erna, selain mengetahui riwayat keluarga, saat prenatal conseling sang ibu perlu pula melakukan pemeriksaan lab dasar. “Cek darah lengkap ini, diantaranya untuk mengetahui HB sang ibu,” kata wanita kelahiran Tulungagung ini.

Jika diketahui sang ibu HB-nya rendah, maka perlu digenjot ekstra makanan bergizi, khususnya jenis sayuran hijau, telur, susu, dan daging merah.  

Yang tak kalah penting untuk diketahui pada wanita yang sedang mempersiapkan kehamilan adalah adanya kemungkinan yang bersangkutan menderita anemia.

“Kondisi si ibu ini makin berat jika dasarnya memang anemis, sebab bisa berakibat fatal saat melahirkan nanti,” ucap dosen FK Unair ini mengingatkan. dit  

Comments are closed.