
iniSURABAYA.com – Museum tidak hanya sebagai ruang tempat melestarikan kebudayaan dan edukasi. Museum juga bisa menjadi ruang rekreasi yang menyenangkan (edutaimen).
Dari latar itulah House of Sampoerna memajang 150 koleksi benda bersejarah mulai artefak, arsip kuno hingga karya seni instalasi di acara pameran bertajuk ‘Nuswantara’ di The Residence House of Sampoerna.
Pameran hasil kerja sama dengan Asosiasi Museum Indonesia Daerah Jawa Timur (Amida Jatim), dan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, dan Perpustakaan Nasional RI ini bakal digelar hingga 24 November 2019.
“Museum juga merupakan ruang publik dalam pemajuan kebudayaan,
tempat bertemunya masyarakat dari berbagai latar belakang” ujar Fitra Arda,
Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.
Menurut
Dwi Cahyono, Ketua Amida Jatim, museum Jawa Timur dapat berperan aktif dalam
memajukan kebudayaan bangsa, sekaligus ingin mendekatkan diri kepada masyarakat
dan menjadi pintu gerbang kebudayaan bangsa.
Pengunjung bisa menyaksikan aneka benda bersejarah mulai warisan nenek moyang
berupa Kitab Pararaton, yakni kitab yang mengisahkan sejarah raja-raja
Singasari dan Majapahit.
Di dalamnya terdapat Amukti Palapa yang diucapkan Mahapatih Gajah Mada, serta keramik kuno dari abad 16 dan kisah Panji yaitu sebuah kumpulan cerita berasal dari Jawa periode klasik di era Kerajaan Kediri, yang kini telah ditetapkan oleh Unesco sebagai ingatan dunia atau Memory Of The World.
Selain itu, juga terdapat koleksi budaya kemaritiman, mulai dari seperangkat alat penangkap ikan tradisional, jaring udang penduduk Sukadana Ketapang, kapal nelayan masyarakat Madura hingga angkle atau sandal nelayan.
Karena bersinggungan dengan museum, beberapa museum
di Jawa Timur ikut terlibat dalam pameran tersebut. Di antaranya, Museum Mpu
Tantular, Museum Kembang Putih (Tuban), Museum Etnografi dan Pusat Kajian
Kematian Unair, Museum Panji (Malang), serta Balai Pelestarian Cagar Budaya
Jawa Timur.
“Penyelenggaraan pameran ini diharapkan dapat menambah wawasan pada sejarah Indonesia sebagai negara kepulauan,” kata Rani Anggraini, Manager House of Sampoerna.
Rani menekankan bahwa letak geografis kepulauan bukanlah penghalang untuk sebuah kejayaan dan persatuan bagi Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya.
“Karena kami menjalankan fungsi museum, maka acara ini adalah bentuk partisipasi dalam melestarikan dan mengkomunikasikan warisan budaya, selain turut mendorong museum sebagai salah satu destinasi wisata kota,” tegasnya. dit