iniSURABAYA.com – Jangan remehkan kesehatan. Karena ketika jatuh sakit, hanya penyesalan yang ada dalam diri.
Penyesalan itu pula yang dialami Arnisia Rizki Maulina ketika didiagnosa dokter menderita kanker payudara, dan harus merelakan bagian tubuhnya itu ‘diangkat’ untuk menghindari sakitnya menjalar lebih jauh dan berakibat lebih parah.
“Saya baru menyadari bahwa selama ini gaya hidup saya tidak sehat,” tegas wanita yang akrab disapa Nisya ini kepada iniSurabaya.com.
Ibu satu anak ini kemudian memaparkan, sejak menikah dan memutuskan hidup terpisah dari orangtua, pola makan yang memang tidak teratur sejak kecil tak ada lagi yang mengontrol.
“Makan saya memang sangat kurang. Juga kurang tidur, ditambah pola jam kerja yang amburadul,” urai pemilik butik di sebuah mall di Surabaya ini.
Menurut Nisya, selama ini pemahamannya mengenai pola hidup sehat ternyata salah. “Saya menganggap tak mungkin kena kanker, kan tidak minum alkohol dan juga tidak ngedrugs. Padahal hanya tidak makan itu sudah pola hidup tidak sehat,” tandasnya.
Sejak menjalani pengangkatan payudara, Nisya merubah total pola makannya. “Dulu saya suka makan buah, tetapi tidak (makan) nasi. Sekarang makan buah, sayur, dan nasi dibanyakin,” ungkapnya.
Mengenai kekhawatiran makan nasi bisa timbulkan obesitas, Nisya menandaskan,”Kalau obesitas ya nasinya dikurangi. Namun, untuk wanita kurus seperti saya kan tetap harus makan nasi banyak. Kegiatan banyak porsi makan juga harus lebih banyak.”
Selain itu, Nisya masih tambah dengan mengonsumsi multi vitamin. “Karena problemnya di pola hidup sehat, ya tinggal merubahnya jadi lebih sehat,” cetusnya.
Disinggung mengenai kemungkinan sakit kanker yang dia derita karena faktor keturunan, Nisya tak menepis punya nenek menderita kanker serviks.
“Menurut dokter, gen merupakan salah satu faktor menurunnya kanker. Tetapi itu sangat kecil prosentasenya,” ucap Nisya.
Lagipula, masih kata Nisya, dari informasi yang dia peroleh dari dokter, sakit yang diderita itu untuk jenis kanker yang sama.
“Kalau nenek kena kanker serviks tidak mungkin turunnya ke saya jadi kanker payudara. Jadi untuk kasus saya jelas bukan karena genetik, namun pola hidup sehat itu tadi,” katanya.
Nisya yang tampil sebagai salah satu narasumber talkshow ‘Cegah Kanker Payudara dengan Pola Hidup Sehat’ yang diadakan Rotary Club of Surabaya Kaliasin menekankan bahwa acara tersebut harus lebih sering diadakan.
“Agar makin banyak yang mengerti pola hidup sehat yang sebetulnya dan tidak mengalami sakit seperti saya,” tuturnya.
Nisya menyatakan, kanker merupakan jenis sakit yang tidak ada rasa sakitnya. Tak heran bila pasien mengetahui dirinya penderita kanker saat kondisinya sudah dalam stadium tinggi. dit