
iniSURABAYA.com – Peragaan busana batik yang membawakan dua konsep berbeda yaitu batik modern dan batik tradisional digelar di panggung Batik Day : An Indonesia Heritage Celebration yang diselenggarkan di Best Western Papilio Hotel, Sabtu (5/10).
Ragam batik modern diwakili oleh TAPA Indonesia dan batik tradisional khas Pamekasan yang diwakili oleh SILA Batik. Yang menarik, para model tidak hanya berlenggak-lenggok untuk memperkenalkan karya desainer, namun juga menunjukkan keindahan batik untuk akhirnya dilelang.
Hasil
lelang bakal disumbangkan melalui Sedekah Oksigen untuk Riau yang saat ini
sedang berkabut. “Saya siapkan lima busana untuk dilelang,” cetus Mita
Febriyanti, Art Director TAPA Indonesia.
Dar lima busana itu, lanjut Mita, tiga merupakan batik cap motif pesisiran, sedang dua lainnya adalah busana lurik. “Saya sengaja hadirkan batik pesisiran yang warnanya cerah itu agar disukai anak milenial,” paparnya.
Menurut
Mita, anak muda cenderung suka pada warna-warna cerah. Sedang batik dengan
warna sogan atau cokelat banyak digemari mereka yang dewasa.
Selain
itu, melalui peragaan busana sekaligus lelang busana untuk korban asap Riau ini
diharapkan anak muda negeri ini makin mengenali batik yang sesungguhnya. “Kita kan
terus harus membuat bangga bangsa ini memakai wastra Nusantara,” imbuhnya.
Mita menekankan, acara peragaan busana seperti yang diselenggarakan di Best Western Papilio Hotel Surabaya itu bisa jadi edukasi pada generasi muda mengenai busana warisan budaya Tanah Air.
“Selain batik, kita juga harus bangga punya kain tradisional lainnya seperti lurik, tenun, dan jenis kain dari berbagai daerah lainnya,” urai Mita.
Acara lelang pun berlangsung seru. Lima gaun yang dibawa Mita siang hari itu berpindah tangan ke para donatur. “Melalui event ini kami berharap bisa lebih mengembangkan batik dan menjadi generasi yang bangga pada warisan sendiri serta bangga menjadi bagian dari Indonesia,” ujar Intan Manullang, Marketing Communication Manager Best Western Papilio Hotel Surabaya. dit