Pengeluaran Iklan Media Luar Ruang di Indonesia Hanya 2 %, Ini Penyebabnya

Mongi Buckens, Chief Strategy & Digital Officer City Vision (kiri), dan Niklas David Sommer, Corporate Strategy Associate PT. City Vision pada acara peresmian billboard digital eye-level terbesar City Vision.

iniSURABAYA.com | JAKARTA – Billboard saat ini sedang mengalami sebuah momen kelahiran baru. Kemampuan display digital Billboard dapat mempermudah tingkatan aktivasi digital dan interaktivitas.

Billboard digital kini mencakup kapasitas O2O (offline to online) interaktif yang memungkinkan para user dapat memainkan game secara live di layar atau menikmati tampilan fitur-fitur augmented reality.

Bacaan Lainnya

Begitu pun dengan LED Ratu Plaza yang ikonis dari City Vision yang memiliki kemampuan integrasi media sosial, serta gamifikasi dari phone-to-screen dan sensor-to-screen.

Untuk di Indonesia sendiri, ranah iklan media luar ruang masih terbilang dalam tahap awal perkembangan. Sementara menurut laporan Global Ad Trens dari WARC, salah satu perusahaan marketing & advertising riset berbasis di London pada tahun 2019, pengeluaran iklan media luar ruang (sebagai persentase dari total pengeluaran iklan) terhitung secara rata-rata pada 10 persen di negara-negara tetangga, sedangkan Indonesia hanya mencatat 2 persen.

Mongi Buckens, Chief Strategy & Digital Officer City Vision saat presentasi pada acara peresmian Billboard digital dari City Vision.

Para pemerhati di industri ini menunjuk ke-tidaktersediaannya dari aset-aset berkualitas menjadi salah satu penyebab dari angka pengeluaran yang rendah tersebut.

Sementara itu, City Vision telah mengambil misi untuk mengkomunikasikan pesan-pesan berbagai mitra bisnis kami ke konsumen yang lebih luas melalui layar-layar LED berkualitas tinggi.

City Vision pada Kamis (12/12/2019) menganugerasi layar ikonis Ratu Plaza dengan acara peluncuran bertema #BRIGHTERJAKARTA. Acara pada malam hari itu pun didukung oleh GOJEK sebagai co-sponsor. dit

Pos terkait