Tur ‘Kampung Londo’, SHT Eksplorasi Kawasan Eropa di Surabaya

0
1422
Selama sebulan mendatang House of Sampoerna menghadirkan tur sejarah bertema ‘Kampung Londo’.

iniSURABAYA.com – Surabaya terbukti memiliki objek wisata bersejarah. Terbukti House of Sampoerna berhasil menyajikan tur tematik yang selalu baru bagi masyarakat Surabaya, terutama bagi mereka yang gemar menyimak sisa-sisa peninggalan kolonial di ibukota Jawa Timur ini.

Paling gres Surabaya Heritage Track (SHT) menghadirkan tur bertema ‘Kampung Londo’. Kegiatan yang berlangsung hingga 19 Januari 2020 ini mengajak masyarakat merasakan kembali masa-masa ketika bangsa Eropa menduduki dan memodifikasi Surabaya.

Rute tur yang dilalui peserta SHT adalah menyusuri tempat bersejarah terkait seperti kawasan Jalan Rajawali, Jembatan Merah, serta Jalan Tunjungan. Tur yang disiapkan setiap hari Jumat hingga Minggu ini bisa dinikmati pada pukul 15.00-16.30. dit

Adapun titik pemberhentian bus SHT adalah sebagai berikut :

Jalan Rajawali
Di jaman pemerintahan Hindia Belanda, jalan ini bernama Heerenstraat (Jalan Para Tuan). Jalan ini merupakan salah satu jalan utama baik pada masa pemerintahan Hindia Belanda, maupun sekarang ini.

Pada tahun 1905 pusat Kota Surabaya terletak di jalan ini sehingga jalan ini menjadi pusat dari segala kegiatan ekonomi maupun pemerintahan.

Karena itulah di Jalan Rajawali banyak berdiri bangunan tua yang berfungsi sebagai perkantoran seperti Gedung Internatio yang digunakan oleh Asosiasi Perdagangan dan Kredit Internasional ‘Rotterdam’ dan Gedung Cerutu yang ditempati oleh Algemeen Syndicaat van Suikerfabrikanten in Nederlandsch-Indië.

Jembatan Merah
Kawasan Jembatan Merah merupakan daerah perniagaan yang mulai berkembang sebagai akibat dari Perjanjian Paku Buwono II dari Mataram dengan VOC pada 11 November 1743.

Dalam perjanjian itu sebagian daerah Pantai Utara, termasuk Surabaya, diserahkan penguasaannya kepada VOC. Jembatan Merah juga sebagai pemisah antara daerah tempat tinggal etnis Belanda dengan etnis pendatang seperti etnis China, Arab dan Melayu.

Jalan Tunjungan
Di tahun 1923 kawasan Tunjungan telah menjadi salah satu pusat komersial Kota Surabaya. Perusahaan perdagangan besar dari Inggris, Whiteaway Laidlaw & Co, memutuskan untuk membangun sebuah toko di ujung utara Jalan Tunjungan ini.

Toko inilah yang kemudian menjadikan Tunjungan semakin terkenal sebagai pusat perbelanjaan. Selain itu terdapat juga toko serba ada yang bernama Aurora yang berganti menjadi gedung bioskop, Toko Mattalitti yang menjual piringan hitam gramophone dan terdapat Hotel Oranye yang merupakan hotel terkenal yang sekarang menjadi Hotel Majapahit.

Comments are closed.