iniSURABAYA.com – Duka lantaran meninggalnya Didi Kempot ternyata tak hanya dirasakan warga di negeri ini. Lifia Teguh, pianis asal Surabaya yang kini mukim di Portland, Amerika Serikat pun tak kalah sedihnya.
Suasana hati itu ditunjukkan dengan mengirim rekaman video yang menayangkan Lifia Teguh sedang memainkan piano membawakan lagu ‘Banyu Langit’. “Apresiasi dari Amerika” begitu tulisnya di video berdurasi 3.7 menit yang dikirimkan ke WhatsApp (WA) iniSurabaya.com tersebut.
“Beliau adalah seorang legenda campursari Indonesia, yang karyanya begitu luar biasa baik dari segi kualitas dan kuantitas,” begitu pesan yang dia sampaikan masih lewat jejaring WA.
Dosen di Portland State University, Portland, Oregon ini lalu memaparkan perjalanan hidup Didi Kempot yang dia gambarkan seperti ‘campursari’.
“Dari susah hingga senang, dari tidak berkecukupan hingga sukses menjadi seniman besar Indonesia, itulah Mas Didi Kempot,” tutur Lifia yang juga sedang menempuh pendidikan S2 Jurusan Piano Performance di perguruan tinggi yang sama.
Lifia menegaskan, Didi Kempot bukan saja seniman hebat, tetapi manusia terhormat. “Pandemi Covid-19 membuat banyak orang tidak berdaya. Dan beliau tergerak untuk beramal. Hasilnya? Rp 7,5 miliar, jumlah fantastis yang dikumpulkan dalam semalam!” begitu serunya penuh kekaguman.
Menurut Lifia, seseorang pantas disebut legenda, jika peninggalannya menjadi sejarah. “Karya dan amal kebaikan beliau pastilah dirindukan bangsa ini. Selamat jalan, Mas Didi Kempot. Rest in peace,” ujar Lifia yang belajar piano sejak usia 3 tahun ini penuh kesedihan.
Meski tidak hafal seluruh lagu karya Didi Kempot, Lifia mengaku suka lagu-lagu penyanyi berambut panjang tersebut. “Lagunya kan banyak sekali ya. Ada 700an kalau nggak salah. Saya sangat suka. Liriknya bagus, puitis, dan jenaka,” imbuh Lifia.
Dia lalu menyebut sejumlah lagu hits Didi Kempot seperti ‘Banyu Langit’, ‘Pamer Bojo’, ‘Ambyar’, dan ‘Kalung Emas’. “Saya juga suka irama campursarinya, asyik untuk didengarkan,” kata Lifia yang selain seorang pianis, juga composer dan arranger.
Komposisi yang disajikan Didi Kempot, diakui Lifia, kontras antara lirik sedihnya dengan irama rancaknya bikin lagunya jadi nggak terlalu ‘ngenes’. “Tetapi pesan patah hatinya tersampaikan. Beliau menyuarakan suasana hati banyak orang lewat lagu-lagunya yang menggelitik dan bermakna. Itulah kenapa karyanya banyak disukai,” urainya.
Disinggung mengenai aktivitasnya di Negeri Paman Sam, Lifia menyatakan, selain masih kuliah S2 dan mengajar mahasiswa S1 di Portland State University, dia juga mengajar di Yayasan Play It Forward.
Yayasan ini memberikan les piano gratis sekaligus donasi piano bagi yang membutuhkan. “Saya juga baru merilis lagu ‘Dendang Gado Gado’ yang bisa streaming di YouTube (Lifia Teguh) dan semua online platforms. Saya sedang mempersiapkan beberapa lagu yang segera rilis,” pungkasnya. dit