Sukses Mengolah Sampah Jadi Barang Bernilai Ekonomi, Ini Benda Pertama Karya Taufiq yang Laku Seharga Rp 400.000!

0
1070
Taufiq Saguanto (tengah) menggunakan sampah plastik menjadi barang berharga dan punya nilai ekonomis. Sukses ini pula yang membuatnya laris diminta memberi pelatihan di sejumlah komunitas.

iniSURABAYA.com – Sempat gagal saat berbisnis properti, Taufiq Saguanto mengukuhkan tekadnya untuk menjadi orang paling kaya di dunia.

Caranya? Mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomi. “Sampah itu tak bisa ditolak. Jumlahnya terus bertambah seiring bertambahnya manusia di bumi ini,” tegas lulusan lulusan Universitas Muhammadiyah Malang.

Padahal, lanjut Taufiq, jika sampah itu diolah dengan baik, justru menjadi barang bernilai jual tinggi. Tetapi, saat ini belum banyak yang melihat peluang tersebut.  

Tak sekadar berwacana, Taufiq sudah membuktikan dalam kegiatan sehari-hari. hanya berbekal sedotan, sendok plastik, gelas plastik, dan sebuah barang bekas dari bahan plastik bisa diolahnya menjadi aneka bentuk kreasi seni.

“Ini pekerjaan yang menjanjikan!” tandasnya saat saat ngobrol virtual ‘Sapa Sahabat’, Senin (27/7/2020).

Sejak berkreasi menggunakan sampah pada tahun 2015, Taufiq sudah membuat lebih dari 600 desain karya berupa motor hingga robot Transformer setinggi 4,5 meter yang kini menghiasi teras rumahnya.

Diperlukan waktu hingga tiga minggu untuk menyelesaikan pembuatan robot Transformer tersebut. “Saya dibantu kru. Nggak mampu kalau ngerjakan sendiri,” ujarnya.

Berbeda dari kreasi seni lainnya yang dibuat dari bahan botol plastik, robot Transformer itu dirangkai dari drum 25 kg dan jerigen 5 liter. “Kalau ada yang mau ini saya jual seharga Rp 5 juta,” tutur Taufiq yang menyebut dirinya sebagai ‘garbage designer’ ini.

Taufiq tak menepis bukan hal mudah untuk mencapai hasil karya seperti sekarang. “Awalnya memang babak belur. Nggak ada ceritanya langsung jadi bagus, perfect!” tegasnya.

Berkat kegigihannya yang tak mengenal putus asa. Di tahun ke-tiga Taufiq baru berhasil membuat karya seni seperti wujud aslinya.

“Setelah tiga tahun terus mengutak-atik sampah plastik ini, saya akhirnya bisa memenuhi keinginan konsumen mau bikin apa bisa saya buat hanya dengan melihat foto yang disodorkan ke saya,” urainya.

Menurut Taufiq, kreasi seni pertama yang dia buat dan berhasil menarik perhatian konsumen berupa minatur kereta api. Hanya berbekal lem tembak, botol plastik dan cat semprot, kereta api itu akhirnya laku dengan harga Rp 400.000!  

“Bayangkan, dalam posisi tak punya uang lalu ada yang membeli kereta api buatan saya dari bahan sampah plastik itu seharga Rp 400.000. Jujur saya malah bingung!” tandasnya sambil tertawa.

Tak ingin berlama-lama dalam kebingungan, uang hasil penjualan kereta api itu lalu dia pakai untuk membeli lem tembak dan cat semprot. “Saya beli lem tembak sebanyak-banyaknya, cat semprot sebanyak-banyaknya. Saya jadi makin gila berkreasi,” begitu ucapnya penuh semangat.

Apresiasi dari masyarakat pecinta seni itu membuat semangatnya makin terpacu. Taufiq makin optimistis bisa mendapat uang dengan mudah hanya berbekal gunting, gergaji, cutter, dan lem tembak.

“Yang saya beli cuma itu. lainnya sampah yang datang sendiri dan siap diolah. Sampah dilem jadi dut!” imbuhnya.

Taufiq mengaku, kini tak perlu lagi jadi pemulung sampah. Sebab, tetangganya otomatis langsung menaruh sampah plastik di rumahnya.   Belakangan, Taufiq bahkan tak lagi terpaku pada bahan sampah plastik.

“Apa pun jenis sampahnya bisa saya kreasi jadi barang seni. Bahkan ada yang menawari saya parabola yang sudah tak lagi terpakai. Juga ada yang kirim krat botol yang kemudian saya buat jadi pagar,” bebernya.  dit

Comments are closed.