Hadirkan Area Terbuka untuk Warga Kota Surabaya, Ini Filosofi Taman Mozaik Menurut Risma

0
1123
Taman Mozaik Wiyung

iniSURABAYA.com – Peresmian proyek yang melibatkan massa banyak memang tak lagi bisa dilakukan dengan mudah di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang.

Peresmian Taman Mozaik dan Sentra Wisata Kuliner (SWK) Wiyung misalnya. Meski dilakukan bersamaan dan mendatangkan massa, kegiatan itu dilakukan di dua lokasi berbeda.  

Peresmian dua proyek itu dipusatkan di Taman Mozaik dan dihadiri Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya bersama jajaran Forkopimda Kota Surabaya yakni Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Ganis Setyaningrum.

Hadir pula dalam peresmian dua tempat instagramable itu Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya, serta jajaran dari lingkungan Pemkot Surabaya yakni Sekretaris Daerah Kota Surabaya Hendro Gunawan, para asisten, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga camat dan lurah setempat.

Peresmian yang ditandai penandatanganan prasasti dan dilanjutkan potong tumpeng itu disaksikan pula secara virtual oleh tamu undangan yang digelar di Sentra Wisata Kuliner Wiyung. Kedua tempat tersebut tidak berjauhan karena terletak di Jalan Wiyung Kecamatan Wiyung.  

Menurut Risma, Taman Mozaik ini dibangun untuk menjadi taman kota. Masyarakat dapat berkumpul beraktivitas, olahraga, atau bermain di spot yang instagramable itu.

Karena itu dia memastikan taman tersebut harus selalu bersih dan indah. “Agar semua warga dari berbagai lapisan masyarakat dapat bertemu dalam satu tempat. Kemudian terjadilah komunikasi yang baik antar warga,” tuturnya.

Nantinya akses taman yang baru saja diresmikan tidak hanya satu akses pintu masuk. Melainkan akan membongkar tembok yang menjadi sekat, sehingga ada beberapa akses jalan untuk masuk ke Taman Mozaik.

“Kalau sekarang kan keliatannya eksklusif. Tapi sebenarnya tidak. Kami akan buat jalan di situ,” tegas wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.

Tidak hanya itu, Risma mengungkapkan pula bahwa luas lahan sebesar 5.150 meter persegi itu belum digunakan semuanya. Karena itu, lahan-lahan yang kosong tersebut akan dipergunakan. Tetapi untuk ditanami berbagai tanaman sehingga bisa bermanfaat untuk menjaga ketahanan pangan.

“Yang ada sekarang tidak sampai 2000 meter persegi. Sementara yang masih kosong itu kami gunakan untuk menanam. Karena Covid-19, maka kami tanam tanaman untuk ketahanan pangan,” paparnya.

Presiden UCLG Aspac ini menceritakan filosofi nama ‘Mozaik’. Awalnya Risma memiliki ide ingin membuat taman yang ada pantulan sinar dengan warna bermacam-macam.

“Jadi berawal dari itu, sekarang di mal-mal menggunakan seperti itu juga kan dengan teknologi modern,” urainya.

Berbeda dengan SWK Wiyung, Wali Kota Risma menceritakan berawal saat dirinya melihat banyak penjual makanan yang tak memiliki lahan. Kemudian, ia melihat bangunan yang kala itu adalah rumah dinas lurah yang sudah tidak lagi digunakan.

“Sayang kan tidak ditempati. Sementara pedagang kaki lima ada di luar kan kasihan. Akhirnya kami masukan, kalau SWK pertama sebenarnya ya Wiyung itu,” imbuhnya. dit

Comments are closed.