iniSURABAYA.com – Tekanan akibat pandemi Covid-19 terbukti tidak menjadi penghalang terhadap industri alas kaki di Indonesia. Fakta menunjukkan kinerja investasi industri persepatuan ini justru mengalami peningkatan di sepanjang tahun 2020 dibanding 2019.
Tingginya permintaan pasar terhadap alas kaki ini menempatkan Indonesia di posisi ke-4 setelah China, Korea, dan Vietnam. “Saya yakin kita bisa mengejar sehingga menjadi yang terdepan,” tegas Gati Wibawaningsih STeks MA, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI, Sabtu (20/3/2021).
Untuk mengejar ketertinggalan itu pula, lanjut Gati, Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) menggandeng Institut Teknologi Surabaya (ITS) untuk mendukung potensi industri alas kaki di Indonesia ini melalui pengembangan teknologi digital.
Kerjasama itu ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan di Gedung Aula BPIPI, Tanggulangin, Sidoarjo.
Perkembangan positif di industri alas kaki ini menjadi tantangan BPIPI sebagai badan yang mengepalai industri ini untuk menjaga tren dengan meningkatkan produktivitas dan ekspor. “Apalagi dengan adanya digitalisasi, apabila tidak disalurkan ke masyarakat secara cepat, maka akan ketinggalan,” ujarnya mengingatkan.
BPIPI memilih ITS sebagai mitra kerja sama, antara lain karena kecanggihan teknologi yang dimiliki ITS. Bentuk kerja sama ini adalah pengembangan teknologi digital untuk perusahaan rintisan (start-up) dan jejaring kebutuhan dunia industri dan pendidikan.
Salah satu perwujudannya yaitu dengan program utama Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) yang fokus pada penumbuhan dan pembinaan start-up dan tenant lokal sektor alas kaki (di mana barang jadi kulit ada di dalamnya).
Selain itu, tenant akan didorong untuk mengimplementasikan Internet of Things (IoT) dan teknologi berkelanjutan guna mendukung kebijakan Inisiasi Making Indonesia 4.0.
“Kami senang bila bisa mengubah mindset dan kebiasaan tradisional seperti desain dan pemasaran yang terlalu memakan banyak waktu,” kata Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng, Rektor ITS.
Lebih lanjut, Ashari menyatakan bahwa dengan teknologi industri 4.0, berbagai hal bisa dilakukan. Dia memberi contoh dengan desain sepatu yang bisa diarahkan untuk kesehatan.
Selain desain, hal lain yang didukung ITS dalam perindustrian ini adalah penyediaan material, proses, produksi, dan pemasaran. “Semoga kerja sama ini bisa lebih memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat Indonesia,” begitu harapnya.
Setelah acara penandatanganan MoU tersebut, agenda dilanjutkan webinar yang bertajuk Sosialisasi Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) Alas Kaki: Ubah ‘Isolasi’ menjadi Inkubasi Melalui Digitalisasi. Tampil sebagai salah satu pemateri di forum virtual tersebut adalah Djoko Kuswanto dari ITS. dit