Busana Daerah Tak Lagi Berselera Kedaerahan, Embran Sajikan Baju ala Sakera dan Marlena

0
1677
Busana ala Sakera dan Marlena kreasi desainer Embran Nawawi.

iniSURABAYA.com  – Busana adalah sebuah artefak hidup yang berkembang sesuai perdaban manusia di setiap zamannya.

Bertolak dari pemikiran inilah, tangan terampil desainer Embran Nawawi menghadirkan busana ala Sakera dan Marlena yang dikenal luas sebagai busana khas Madura.

“Saya hanya melakukan sedikit perubahan agar cocok untuk dikenalkan kepada anak muda Indonesia, dan bisa jadi alternatif National Costume di ajang internasional,” ungkap Embran kepada iniSurabaya.com.

Embran yang juga dosen fashion di sejumlah perguruan tinggi ini mengaku, rancangannya itu terinspirasi oleh kemenangan Ma Thuzar Wint Lwin, untuk kategori Best National Costume di ajang Miss Universe 2020.

Miss Myanmar 2020 ini menghadirkan konsep busana daerah negara tersebut. “Hampir semua peserta menggunakan nasional kostumnya berupa busana dengan konsep yang dibuat khusus untuk merepresentasikan negaranya masing-masing,” tuturnya. 

Embran lalu menunjuk National Costume yang dikenakan Ayu Maulida, Miss Indonesia di ajang yang sama yaitu ‘Komodo Dragon: an Indonesian Prehistoric Heritage’.

“Masih banyak konsep kostum yang ditampilkan untuk mengangkat masing-masing negara peserta,” imbuhnya.

Menurut Embran, keragaman busana daerah di Indonesia tidak saja dari budayanya yang banyak dari ujung Pulau Sumatera hingga Pulau Papua. Keragamannya dapat pula dilihat dari kebutuhannya.  

Kebutuhan busana daerah di Indonesia bisa dilihat dari busana adat kerajaan, busana adat perkawinan, busana adat ikon yang semuanya dibatasi usia, gender, dan strata sosial ekonomi.

“Kali ini saya mencoba mengangkat busana daerah Madura yang cukup ikonik yaitu Sakera dan Marlena,” urainya.

Busana ala Sakera dan Marlena ini, lanjut Embran, sudah dikenal melalui acara-acara budaya yang disajikan di layar TV sejak dulu kala. “Busana prianya yaitu Sakera dikenal dengan busana tukang sate ini juga sempat dipakai Miss Grand Indonesia di ajang international,” tuturnya.

Sedang busana Marlena yang kerap dikenal dengan busana tukang rujak dalam beberapa peran di sketsa drama. “Saya mulai dengan busana Marlena yang memang masih dikenakkan wanita Madura dalam beberapa perayaan budaya baik di Madura itu sendiri maupun di luar Madura,” kata Embran.

Busana yang sangat dikenal terdiri dari kebaya berwaran merah dengan kain batik yang dikenakan selamanya juga berwarna merah. Busana ini dilengkapi sanggul teleng atau sanggul miring.

Binggel atau gelang kaki, dinar atau peniti emas berbentuk uang dinar, dan gibang atau giwang yang juga terbuat dari emas. “Gaya busana daerah seperti ini kemudian saya ubah tanpa mengurangi esensi dari gaya Marlena tersebut dengan membuat kain batik merah yang saya buat mengembang dan berekor,” bebernya.

Kebaya merah itu dibuat Embran lebih modern untuk memberi kesan gaya berbusana masa kini yang dilengkapi aksesoris emas dari kepala hingga kaki.

Yang cukup menarik bagi Embran adalah saat merubah gaya tukang sate atau carok pada busana Sakera yang berupa baju hitam hitam dengan kaos garis merah putih.

“Pertama saya mengganti pesak atau jaket sederhana berwarna hitam dengan kemeja transparan dari bahan lace yang bertujuan agar masih bisa mengangkat Bhelleng atau kaus merah putih untuk tetap terlihat,” katanya.

Sedang untuk bagian celana yang biasa disebut ghombor tidak diganti tetapi ditambahkan dengan kain batik yang serupa dengan batik Marlena. “Tetapi sabuk seperti sabuk jampang saya ganti dengan obi berwarna hitam putih,” ujarnya. Untuk mendukung penampilan Sakera ini, Embran tetap memasang odheng atau ikat kepala dan pecut yang seharusnya celurit. ana

Comments are closed.