Corporate and Government Visit Bali 2021, Bentuk Dukungan Gold Acc Indonesia untuk Industri Pariwisata di Pulau Dewata

0
609
Tim Gold Acc Indonesia bertemu Gilda dari Bali Tourism Board. (foto: dokumentasi Gold Acc Indonesia)

iniSURABAYA.com | BALI – Sejak pandemi masuk Indonesia pada Maret 2020 lalu, dunia pariwisata Bali belum sepenuhnya bangkit, padahal pariwisata menjadi penyumbang nomor 1 perekonomian Bali.

Provinsi Bali memang menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak pandemi. Setidaknya pada kuartal I 2021 ekonomi di Pulau Dewata ini masih terdepresiasi hingga -9,85 persen.

Berbagai cara masih terus dilakukan oleh Pemerintah Bali dan pemerintah pusat untuk memulihkan ekonomi Bali seperti yang terbaru adalah program Work From Bali yang dicanangkan untuk membantu okupasi perhotelan di Bali yang selama ini paling terdampak.

Rosalina, Humas Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai (kanan) menerima kunjungan Gold Acc Indonesia (foto: dokumentasi Gold Acc Indonesia)

Menyikapi hal tersebut Gold Acc Indonesia tidak tinggal diam dengan melakukan Corporate and Government Visit Bali 2021.

Jeffry, CEO Gold Acc Indonesia meyakini dunia parisiwisata Bali yang lesu pasti berdampak pada banyak sektor lain. “Kami ingin tahu kondisi sesungguhnya di lapangan. Karena itu kami mengadakan Corporate dan Government Visit Bali 2021 agar dapat berkomunikasi dengan pemangku bisnis serta pemerintah di Bali secara langsung,” tegasnya.

Jeffry berharap ada hal yang bisa dilakukan bersama-sama untuk membantu ekonomi Bali.

Selama satu minggu yaitu pada tanggal 23–29 Mei 2021, Gold Acc Indonesia mengunjungi berbagai pihak swasta dan pemerintah. Dalam pertemuan tersebut berbagai pembicaraan konstruktif dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kedua belah pihak bisa saling mendukung.

Tim Gold Acc Indonesia bertemu dengan Puspita, Marketing Communication Krisna Bali. (foto: dokumentasi Gold Acc Indonesia)

Salah satunya adalah saat berkunjung ke Bali Tourism Board yang berkantor di Renon Denpasar. Tim Gold Acc Indonesia yang diwakili Mohammad Syaroni Syawaludin, Business Development Gold Acc Indonesia mengaku mendapat banyak informasi terkait kondisi ekonomi Bali saat ini yang berguna untuk merancang strategi bersama di masa mendatang.

“Pemerintah Bali merespons dengan baik kedatangan kami dan banyak sekali informasi yang bisa menjadi pertimbangan kami bersama untuk bekerjasama di masa mendatang misalnya adanya wacana Bali mengeluarkan kebijakan khusus terkait fenomena digital nomad yang sekarang sedang booming di Bali,” ungkapnya.

Selain berkomunikasi dengan pemangku pariwisata Bali, Gold Acc Indonesia juga bertemu Humas Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai Bali. Pihak Bandara Ngurah Rai Bali mengaku saat ini hanya dapat bertumpu pada penerbangan domestik sembari menunggu keputusan pemerintah pusat untuk membuka gerbang kedatangan Internasional.

Walaupun diyakini tidak akan terjadi dalam waktu dekat, namun pihak Humas Ngurah Rai Bali mengaku optimistis dapat direalisasikan secepatnya. Dalam pertemuan tersebut Gold Acc Indonesia juga berkomitmen untuk mendukung aktivitas komunikasi Humas Bandara Ngurah Rai Bali dengan masyarakat, agar tidak lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan pada setiap perjalanan keluar daerah.

Gold Acc Indonesia juga menyambangi beberapa rekan bisnis. Salah satunya adalah Krisna Bali and Joger Pabrik Kata Kata. Sebagai benchmark parisiwata di Bali keduanya juga tidak terlepas dari dampak pandemi.

Pada kesempatan yang berbeda baik pihak Krisna Bali dan Joger Pabrik Kata Kata mengaku senang dapat menyambut Gold Acc Indonesia di Bali dan dapat membicarakan kesempatan berkolaborasi di masa mendatang.

Keduanya mengaku walaupun pandemi berdampak tidak kecil pada bisnis mereka namun mereka masih optimistis perekonomian Bali segera pulih.

Tim Gold Acc Indonesia bertemu dengan Armand Setiawan, Junior CEO Joger Pabrik Kata-Kata (foto: dokumentasi Gold Acc Indonesia)

Optimisme tersebut setidaknya terasa saat mengunjungi kawasan Denpasar dan Canggu, terlihat masyarakat maupun wisatawan asing yang telah tinggal di Bali sebelum pandemi telah menerapkan new normal dengan protokol yang ketat.

Terlebih vaksinasi Bali sudah dijalankan dan menargetkan 70 persen penduduk Bali atau tiga juta orang untuk membentuk herd immunity agar parisiwata Bali segera pulih dan bangkit. ana/adv

Comments are closed.