
iniSURABAYA.com – Guna merayakan Hari Jadi ke-728 Kota Surabaya, Cendera.mata House of Sampoerna (HoS) bekerjasama dengan empat UMKM binaan Dinas Perdagangan Kota Surabaya menyelenggarakan Table Top berjudul ‘Semanggi Suroboyo’.
Ke-4 UMKM, yaitu Cenda, Cizkrezz, Dapur Fahmi dan Larisma Kampung Semanggi ini berhasil menciptakan makanan dari olahan semanggi seperti lapis kukus, crispy semanggi, dendeng, rempeyek dan stick semanggi.

Marsilea crenata atau yang lebih dikenal sebagai semanggi merupakan makanan khas Kota Surabaya. Biasanya dihidangkan bersama kecambah, kangkung dan kerupuk puli lalu disiram dengan bumbu ketela rambat yang menjadikan pecel semanggi ini semakin lezat.
Dalam perkembangannya, kudapan ini tidak hanya dinikmati dengan sajian pecel. Masyarakat juga dapat menikmati aneka produk olahan semanggi yang unik dan nikmat khas UMKM Surabaya.
Program ‘Semanggi Suroboyo’ ini diselenggarakan pada tanggal 3–30 Juni 2021. Bagi sahabat HoS yang berminat, dapat belanja dari rumah dengan melihat contoh produk dan langsung memesan ke masing-masing kontak UMKM yang tertera pada website www.houseofsampoerna.museum.
Profil UMKM:
1. Cenda
Ayen mendirikan Cenda setelah mengundurkan diri dari sebuah bank pada tahun 2016 karena ingin fokus untuk berwirausaha. Produk andalan yang dimiliki awalnya cendol dawet. Setelah melalui binaan dari kecamatan tempat tinggalnya, program Pahlawan Ekonomi Kota Surabaya dan Dinas Perdagangan Surabaya akhirnya Cenda terpilih untuk belajar membuat kue di Bogasari. Hasil pelatihan ini menginspirasi Ayen akan kue Lapis Semanggi Surabaya yang selain bisa menjadi kue kudapan bisa juga dijadikan buah tangan dari kota Pahlawan.
2. Cizkress
Aries Kurniawati mulai mendirikan usaha Cizkress pada tahun 2014 dengan memulai berjualan almond crispy yang sedang booming saat itu. Aries juga sempat mengikuti bazar pahlawan ekonomi dan mendapat masukan oleh Walikota Surabaya ketika itu yakni Tri Rismaharini untuk menggunakan bahan lokal sehingga tercetus ide menambahkan semanggi kering karena di rumahnya daerah Surabaya Barat terkenal sebagai sentra penghasil semanggi. Akhirnya almond crispy-nya berkembang menjadi crispy semanggi dengan tambahan bahan semanggi kering dan menggunakan taburan kacang mete sebagai ganti kacang almond.
3. Dapur Fahmi
Kecintaan Fitri selaku pemilik Dapur Fahmi akan semanggi membuatnya berkreasi membuat cemilan Dendeng Semanggi di tahun 2018 dengan nama Mimatu Dendeng Semanggi. Rasa dari produk ini renyah dan gurih sehingga pas untuk dinikmati dan cocok sebagai oleh-oleh khas Surabaya
4. Larisma Kampung Semanggi
Sumini memulai usahanya dengan menjual semanggi keliling dari kampung satu ke kampung lain pada tahun 2006-2015. Pada awal tahun 2016, dirinya mengikuti program Pahlawan Ekonomi yang mengajarkan untuk membuat olahan produk dari semanggi. Kreasi semanggi dari Sumini ini menggunakan brand Larisma Kampung Semanggi dengan produk pertama yang dihasilkan adalah pecel instan, lalu dilanjutkan dengan rempeyek dan stick. Pecel semanggi instan ini bisa menjadi obat kangen bagi warga Indonesia yang berada di luar negeri.
Cendera.mata HoS sejak 2009 mengangkat konsep baru sebagai salah satu pusat penjualan dan promosi produk dan kerajinan para pengusaha muda dan UMKM Jatim, seperti kaos dan cinderamata khas Surabaya, batik, tenun dan kerajinan Jatim, serta buku karya penulis Jatim.
”Secara berkala Cendera.mata HoS juga menggelar bazar dan Table Top beragam produk UMKM,” ungkap Rani Anggraini, Manager House of Sampoerna. ana