Bersatu dalam Aksi Teatrikal, Murid-Murid Happy Family School Diajarkan Memaknai Perjuangan Tokoh di Masa Pra-Kemerdekaan

Murid-murid Junior High dan Senior High Happy Family School gabung dalam aksi teatrikal untuk memperingati Sumpah Pemuda.

iniSURABAYA.com – Sumpa Pemuda diperingati dengan cara istimewa di Happy Family School, Kamis (28/10/2021). Setelah melakukan upacara bendera, 16 siswa dari jenjang Junior High dan Senior High gabung dalam aksi teatrikal.

Selama sekitar 20 menit para siswa tersebut menyajikan peristiwa yang terjadi di masa pra-kemerdekaan. Murid-murid ini memadukan seni musik dan tari dalam sebuah rangkaian cerita.  

Bacaan Lainnya

Aksi tersebut kian menarik lantaran para pelaku teatrikal mengenakan busana dari berbagai daerah. Drama musikal sederhana yang digelar di lantai 10 itu disaksikan langsung para guru dan murid lainnya.

“Kegiatan ini sekaligus mengajarkan pada siswa untuk memaknai Sumpah Pemuda tidak hanya dari prosesi upacara bendera,” tegas Elisabeth Yuliasari, Koordinator Acara Sumpah Pemuda Happy Family School.

Menurut Elisabeth, lewat aksi teatrikal itu siswa bisa langsung mendalami nilai-nilai perjuangan para tokoh negeri ini hingga tercetusnya Sumpah Pemuda.

“Sebab, saat menjalani teatrikal, mereka bisa merasakan gejolak emosi para pemuda dari berbagai suku bangsa ketika itu (masa perjuangan),” papar Elisabeth yang juga guru pembina OSIS.
Dia menambahkan, persiapan menyambut Sumpah Pemuda dalam bentuk aksi teatrikal itu cukup singkat, yaitu sekitar dua minggu. “Karena bulan Oktober ini kami cukup banyak kegiatan. Itu pun masih terpotong hari libur,” urainya.

Tetapi, kata Elisabeth, berkat keseriusan para murid didampingi para guru peringatan Sumpa Pemuda yang dirangkai dengan Bulan Bahasa selama dua hari itu berlangsung lancar.

Diakui Elisabeth, peran guru hanya menampung ide dan memberi arahan sehingga gagasan yang muncul bisa diwujudkan sesuai keinginan para murid.

“Pada mereka yang punya kemampuan di bidang puisi, kami arahkan bagaimana mengkombinasi dalam bentuk teater. Begitu pula mereka yang punya bakat menari,” tandas Elisabeth.

Selama proses persiapan itu pula, masih kata Elisabeth, para siswa jadi tahu banyak ragam tarian yang ada di Tanah Air. Seperti misal tari Saman dan juga tari Sajojo, dirangkai dengan permainan cublak-cublak suweng.

“Dari sini mereka jadi bangga, karena makin mengenal banyak budaya di negeri ini yang sebelumnya tidak pernah mereka dengar. “Intinya kami mewadahi bakat itu sehingga bisa tumbuh rasa percaya diri, ‘ternyata aku bisa’,” cetus Elisabeth mengutip ucapan siswanya. ap

Pos terkait