Nikmati Santap Menu Tradisional di Warung Joglo Merah Putih, Ada Sayur Bening Lauk Tempe Tahu

Di Warung Joglo Merah Putih ini tamu tak hanya bisa menikmati suasana yang khas perkampungan Jawa, tetapi menu yang disajikan pun masakan tradisional yang sudah jarang ada di restoran di kawasan Surabaya.

iniSURABAYA.com – Rumah makan di kawasan Surabaya Selatan ini sangat unik. Tak hanya bentuk bangunannya yang berwujud rumah khas Jawa.

Warung Joglo Merah Putih yang menempati lahan seluas 15 x 100 meter ini juga menyajikan aneka masakan tradisional yang tidak ditemui di restoran lain.

Bacaan Lainnya

Untuk cemilan pilihannya ada jajanan macam srawut, singkong, dan ubi rambat. Ada pula pisang, dan kacang rebus. Sedang makanan beratnya ada aneka sayur plus lauk garang asem ayam kampung.

“Pilihannya ada 10 jenis sayuran, seperti sayur bening dan lodeh,” ujar Darmanto yang menggagas Warung Joglo Merah Putih ini bersama sahabatnya Suryani.

Untuk lauknya, lanjut Darmanto, juga ada 10 macam, seperti tempe, tahu, dan lainnya.

Darmanto menegaskan sengaja ingin menghadirkan suasana yang benar-benar berbeda di Warung Joglo Merah Putih. “Suasana berikut makanan jadul kami angkat lagi di sini. Konsepnya ala pedesaan di Jawa Timur dan Jawa Tengah,” paparnya.  

Rumah makan itu buka setiap hari pukul 07.00-22.00. “Tetapi tamu bisa nongkrong sampai tengah malam di sini sambil nikmati minuman hangat seperti kopi, wedang uwuh, dan jamu-jamuan herbal lainnya,” tutur Darmanto.

Untuk bangunan warung tersebut, diakui Suryani mengusung konsep perkampungan Jawa yang lengkap terdiri dari berbagai strata. Di tingkat ningrat ada bangunan Joglo, disusul Sinom, dan Srotong.

Selain itu dilengkapi pula dengan bangunan pendukung seperti langgar, kandang sapi, gazebo, dan lumbung padi. “Jadi begitu masuk area ini, tamu masuk pintu berbentuk gapura yang sudah ditempatkan gentong berisi air plus gayung untuk cuci tangan,” paparnya.  

Sebelum sampai bangunan utama berbentuk joglo, tamu akan melihat kandang sapi dan gazebo serta sejumlah kursi dan meja yang semuanya dari bahan kayu.  

Tiap-tiap bangunan berbentuk bujur sangkar tersebut ditopang empat pilar ‘soko guru’. Penopang tiang tersebut adalah blandar bersusun yang dikenal dengan nama ‘tumpang sari’.

Seiring dengan perkembangan zaman, terdapat tambahan-tambahan dalam rumah Joglo ini. Namun, yang paling mendasar adalah bangunan rumah berbentuk persegi,” urai Suryani.

Baik Darmanto maupun Suryani sepakat hadirnya Warung Joglo Merah Putih itu diharapkan tak hanya jadi tempat nongkrong dan makan, tetapi ada edukasi yang bisa diambil oleh pengunjungnya.

“Kami ingin uri-uri (melestarikan) budaya Jawa yang sudah tergerus zaman. Harapannya tentu sejarah yang diwujudkan dalam bentuk bangunan khas Jawa ini bisa jadi pelajaran tamu, khususnya anak milenial,” tandas Suryani yang diamini Darmanto. ap

Pos terkait