iniSURABAYA.com – Seniman punya banyak cara untuk mengekspresikan gejolak hatinya. Begitu pula I Made Gunawan.
Tidak seperti perupa lain yang umumnya menggunakan kuas, seniman kelahiran Tabanan yang kini mukim di Denpasar, Bali ini memilih pena bambu sebagai alat lukisnya.
Selain menggunakan pena bambu, Made Gunawan juga memakai lidi sebagai alat lukis. Dua alat ini dikombinasi cat acrylic di atas kanvas menghasilkan ratusan karya beragam ukuran.
“Memang perlu kesabaran, karena tak jarang pena rusak, dan perlu waktu untuk bikin lagi,” kata Made Gunawan kepada iniSurabaya.com.
Ditemui di tengah suasana pameran karya lukisnya berjudul ‘Living Harmony’ yang digelar di Villa Art Gallery, Made menambahkan, perburuan estetik, penggalian ide-ide, stimulasi imaji, depormasi figur-figur, dan kombinasi teknik seni lukis tradisi dan modern adalah esensi konsep dirinya dalam berkarya.
“Saya berekspersimen melukis figur-figur sederhana yang saya distorsi menjadi bentuk-bentuk sesuai imaji saya,” paparnya.
Made Gunawan menyebut hasil eksperimennya itu sebagai ‘figur non-lumrah’. “Atau tepatnya ‘figur personal’ gaya saya,” tandas perupa yang terlahir dari keluarga besar yang menggeluti seni pedalangan ini.
Mengenai karya yang dia pajang di Villa Art Gallery, Made mengaku bertolak dari obsesinya pada ‘Makara’, yakni figur makhluk legendaris dalam mitologi Hindu.
“Bagi saya Makara merupakan hewan air dan digambarkan sebagai kendaraan Dewa Baruna,” begitu urainya.
Made Gunawan mengaku tertarik Makara karena memadukan figur gajah dan ikan, babi dan ikan, serta buaya dan ikan yang kemudian dia kembangkan dengan cara mendepormasi bentuk-bentuk binatang.
Perupa yang baru pertama kali menggelar pameran tunggal di Surabaya ini juga menyatakan bahwa dirinya banyak bereksperimen dengan berbagai objek. “Saya seperti angin, terus bereksplorasi dengan berbagai bentuk seperti wanita, gajah, ikan, akar-akar, burung, anak-anak bergelantungan, rahang buaya, serta berbagai wujud imajiner lainnya,” cetus Made Gunawan.
Villa Art Gallery
Sementara itu, Ronald B Sitolang, inisiator pameran ‘Living Harmony’ ini berharap kehadiran Villa Art Gallery mampu membantu para seniman untuk tetap semangat berkarya.
Terutama bagi perupa asal Bali yang sempat terpuruk karena dampak pandemi Covid-19. “(Villa Art Gallery) Ini bermula dari kecintaan saya pada seni rupa, yang tumbuh begitu saja sejak tertarik membeli lukisan seorang seniman di Bali,” tandasnya.
Sosok yang identik dengan topi ini menekanan, karya lukis koleksinya itu semula hanya untuk menghiasi kantornya sekaligus pabrik Teh Villa yang bernaung di bawah bendera PT Karya Mas Makmur.
Tetapi, bangunan di Jl Rungkut Industri II/53 (SIER) Surabaya itu disulap menjadi sebuah galeri seni. Lukisan Made Gunawan dalam beragam ukuran menempel di dinding ruangan mulai area front office hingga ke belakang yang berbatasan dengan ruangan pekerja pabrik teh tersebut.
Kesibukan para pekerja mengemas teh-teh itu jadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung sembari menikmati keindahan goresan tangan Made Gunawan yang dituangan di berbagai ukuran kanvas. ap