Usung Makam Peneleh ke Panggung Surabaya Fashion Parade, Desainer Asal Bandung Ini Gunakan Tenun Gedog Tuban

0
456
Puluhan desainer dari berbagai kota di Tanah Air turut memeriahkan gelaran Surabaya Fashion Parade yang pada tahun ini mengambil tema ‘Ciclo’.

iniSURABAYA.com – Ragam karya para desainer Tanah Air kian marak di hari kedua gelaran Surabaya Fashion Parade 2021, Jumat (3/12/2021). Salah satunya yang jadi pusat perhatian adalah rancangan desainer tamu Nuniek Mawardi.

Perancang busana asal Kota Bandung ini menyajikan karya berjudul ‘Langit di Atas Peneleh’. “Seorang fashion designer memang seharusnya bisa mengeksplorasi segala sesuatu dari suatu daerah,” ujarnya kepada iniSurabaya.com mengenai ketertarikannya mengangkat tema tersebut.   

Karena diundang sebagai desainer tamu di panggung SFP, lanjut Nuniek, dia berusaha menonjolkan sisi-sisi menarik Kota Pahlawan ini. “Surabaya itu gudangnya gedung bersejarah. Dari semua yang ada, saya tertarik mengangkat makam Peneleh,” tuturnya.
Nuniek menambahkan, makam Peneleh yang dibangun pada abad 18 atau di tahun 1747 adalah tempat bersemayamnya pejabat di masa kolonial Belanda.    

Kehidupan di masa itu lah yang kemudian coba diaplikasikan Nuniek ke karya terbarunya kali ini. Nuniek mengambil unsur art deco yang dominan pada wujud makam Peneleh untuk dituangkan pada rancangan tersebut.

Bentuk-bentuk segi empat pada bagian-bagian makam Peneleh masuk pada bagaian busana karya Nuniek yang dikombinasi dengan motif origami sehingga tampil elegan saat melenggang di runway SFP 2021.  

Untuk rancangan ‘Langit di Atas Peneleh’ ini dia memakai bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti katun, linen, dan sedikit sifon. “Bahan itu saya padukan dengan wastra tenun gedog Tuban,” paparnya.  

Kekasaran pada tekstur tenun, kata Nuniek, akan memberi efek visualisasi makam Peneleh dengan motif sulur-sulurnya. “Untuk proses pewarnaan pun saya memakai pewarna alam indigofera,” tandasnya.

Nuniek menyajikan 13 rancangan yang diperagakan model di panggung SFP 2021. “Busana ini bisa dipakai siapa saja, dengan rentang usia 17 tahun sampai 60 tahun,” urainya.

Semua karya Nuniek yang dirancanga dengan gaya simetrik ini bisa untuk kasual, formal, maupun semi formal. Busana ‘Langit di Atas Peneleh’ ini ada yang two piece, ada pula yang three piece.

“Untuk outer bisa dibolak-balik,” ucapnya sambil menambahkan untuk mempersiapkan 13 rancangan tersebut dia perlu waktu sekitar sebulan.

Di bagian atas, dia pasangkan tutup kepala yang bisa berfungsi sebagai hijab. “Noni-noni Belanda dulu juga biasa memakainya,” tutur Nuniek.

Selain Nuniek Mawardi, panggung SFP 2021 pada Jumat (3/12/2021) menampilkan pula karya Lia Afif, Perta M Naja, Carlie Bravo, MShee, Rahmaika, TRZ, Wings present Gita Orlin, dan Listya LDR.

Ada pula koleksi Nibras Corp, Magdara, AM Moslem x Malaku, Fikyaisha x Roma Tase, dan MS Glow x Juragan 99 Garment x Rumah Kinasih. ap

Comments are closed.