iniSURABAYA.com – Empat perempuan dari industri perfilman Indonesia diumumkan sebagai Duta Festival Film Indonesia 2022.
Mereka adalah Cut Mini, Pemenang Piala Citra kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik FFI 2016 dan kategori Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik FFI 2019, dan Marsha Timothy (Pemenang Piala Citra kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik FFI 2018).
Juga ada Prilly Latuconsina (Pemenang Aktris Terfavorit Pilihan Penonton FFI 2021), serta Shenina Cinnamon (Nomine Pemeran Utama Perempuan Terbaik FFI 2021).
Penetapan keempat Duta Festival Film Indonesia 2022 yang dilakukan bertepatan dengan peluncuran Piala Citra 2022 itu, diakui Reza Rahadian, Ketua Umum FFI 2021-2023, sejalan dengan tema Festival Film Indonesia (FFI) 2022 yaitu ‘Perempuan: Citra, Karya, dan Karsa’.
“Mereka akan bertugas sebagai wajah FFI hingga Malam Anugerah yang diadakan pada 22 November 2022,” ucapnya.
Reza menegaskan bahwa tema Perempuan: Citra, Karya, dan Karsa, merupakan tema umum festival dan tidak mengikat tema film-film yang akan berpartisipasi pada FFI tahun ini.
“Kata ‘Citra’ pada tema melambangkan keindahan perempuan yang abadi, kata ‘Karya’ melambangkan ciptaan yang lahir, dan kata ‘Karsa’ melambangkan sumber kekuatan keindahan karya yang lahir dari perempuan,” urainya.
Selain menetapkan Duta FFI 2022, Reza juga mengumumkan pendaftaran FFI 2022 dibuka secara resmi hingga 31 Agustus 2022 untuk kategori Film Cerita Panjang.
Sedang untuk kategori Film Noncerita Panjang dan Kritik Film dibuka hingga 15 September 2022. “Para pembuat film, produser, dan rumah produksi yang hendak berpartisipasi dapat langsung mengunjungi situs resmi FFI, www.festivalfilm.id, untuk mendaftarkan karya-karyanya,” ucap Reza.
Diuraikan Reza, untuk sistem penjurian FFI 2022, komite FFI akan melanjutkan sistem hibrida yang sudah dilakukan sebelumnya, dengan menggabungkan sistem juri nominasi dan sistem dewan juri akhir.
Sistem penjurian FFI 2022 juga disempurnakan dengan pembentukan Akademi Citra FFI yang akan bertugas sebagai Juri Nominasi.
Menurut Reza, Komite FFI 2021-2023 juga bekerja sama dengan Bioskop Daring untuk membuat laman khusus Ruang Penayangan FFI yang akan digunakan dan diakses oleh para juri, baik Juri Nominasi maupun Dewan Juri Akhir, selama proses penjurian.
Garin Nugroho, Ketua Bidang Penjurian, menguraikan terkait penyempurnaan sistem penjurian. “Sistem Penjurian merupakan sistem berjenjang dan komprehensif yang dirancang untuk masa kerja tiga tahun. Seperti yang telah direncanakan 2021 dan awal 2022 lalu,” ungkapnya.
Berdasarkan serangkaian diskusi bersama seluruh asosiasi, maka sistem penjurian tetap menggunakan sistem yang sama dengan 2021, dengan berbagai penyempurnaan.
“Tahun ini, sistem tersebut disempurnakan bertahap dan terus berlanjut sampai 2023 dengan mengikuti kemajuan teknologi, serta keaktifan anggota Akademi Citra dan seluruh elemen perfilman Indonesia,” tuturnya.
Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) turut menyampaikan pentingnya penyelenggaraan FFI.
“Festival Film Indonesia ini merupakan festival terbesar dan tertinggi bagi dunia perfilman Indonesia. Semoga kualitas perfilman Indonesia semakin bagus dan memiliki daya saing sehingga film-film Indonesia dapat terus berjaya tidak hanya di kancah perfilman nasional tapi juga internasional,” begitu harap Hilmar. wid