iniSURABAYA.com | YOGYAKARTA – Setelah sukses menggelar pameran di Pendhapa Art Space Yogyakarta tahun 2020 lalu, perempuan pelukis yang tergabung dalam Lintas Batas Komunitas kembali unjuk karyanya di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), pada 12-18 Maret 2022.
Jika di Pendhapa Art Space yang terlibat sebanyak 109 peserta, maka pada pameran lukisan bergengsi kali ini jumlah pesertanya bertambah menjadi 128 pelukis perempuan.
“Kami selalu mengadakan pameran di bulan Maret, karena ada Hari Perempuan se-Dunia di bulan ini. Semua pelukisnya kaum perempuan, dan ini satu-satunya komunitas perempuan pelukis terbanyak di dunia. Jumlah anggotanya terus bertambah dari berbagai daerah,” ujar Watie Respati, Ketua Panitia Pameran saat dihubungi iniJogja.com (media jejaring iniSurabaya.com), Sabtu (5/3/2022) malam.
Pameran lukisan tingkat nasional bertajuk ‘Merangkum Rasa dalam Warna’ ini, menurut Watie diikuti peserta dari berbagai kota. Selain perupa Yogyakarta, lainnya dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Para pelukis ada yang berlatar belakang otodidak dan ada pula yang memiliki profesi disiplin ilmu melukis secara akademis. “Ada juga guru sebagai peserta. Mereka ingin mendapat poin untuk kenaikkan pangkat. Semua peserta kami berikan sertifikat,” tegasnya.
Menurut Watie, pada pameran kali ini panitia membatasi jumlah karya yaitu setiap peserta mengirimkan satu karya lukis dengan ukuran bebas. Usai di TBY, rencananya Lintas Batas Komunitas menggelar pameran selanjutnya di Pendhapa Art Space pada 2023.
Sementara itu, Dr Timbul Raharjo, dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta mengatakan, tujuan utama pameran yaitu merekatkan silaturahim di antara mereka dalam wadah apresiasi seni rupa dan juga salah satu selebritas Hari Perempuan Dunia.
“Meskipun beberapa seniman menggeluti profesi selain melukis dan sibuk sebagai ibu rumah tangga, namun semangat kerinduan berkarya dan bertukar pendapat dalam wadah komunikasi pameran ini menjadikan cambuk semangat mereka,” kata Timbul dalam tulisan pengantarnya untuk pameran tersebut.
Timbul menekankan, pameran seni rupa yang dikhususkan bagi perempuan ini merupakan representasi dalam menjalani hidup dengan profesi beragam termasuk menjadi seniman rupa.
Tujuannya lain pameran, lanjut Timbul, yaitu mencintai seni, bangga atas karya dari intuisi pribadi, dan saling mendukung sebagai rasa kebersamaan atas perempuan yang bermartabat.
Dengan potensi manfaat mengurangi stigma dan emansipasi para peserta dengan berinteraksi bersama-sama mengeksplor ide, teknik, dan media. Timbul berharap pameran seni rupa jadi wadah komunikasi antar seniman perempuan yang hadir dari beberapa kota di Indonesia.
Selain silaturahim, selama pameran juga tumbuh rasa empati, kerukunan, dan keharmonisan yang terus terjaga. ana