iniSURABAYA.com – Masih bertengger di YouTube trending Indonesia, Malaysia, Singapore dan Hongkong sejak dirilis 18 Maret lalu membuktikan bahwa emosi yang disusun di music video ‘Go’ sampai kepada mereka yang membutuhkan.
Bahwasannya menyikapi kepergian orang yang begitu berarti dalam hidup kita merupakan sesuatu yang tidak mudah dan cukup menantang. ‘Go – a Story About Fuji’, memang ingin menyampaikan bahwa apapun yang terlihat di social media belum tentu bisa menggambarkan apa yang terjadi di dunia nyata secara penuh.
Di balik orang yang terlihat baik-baik saja, ada duka dan luka yang mungkin tidak banyak orang tahu.
Karya kolaborasi antara Kanda Brothers, R57 dan Fuji ini memang bercerita secara spesifik tentang berbagai emosi yang Fuji rasakan pasca musibah yang menimpa Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah (alm).
Banyak metamoforsa yang dia rasakan seperti merasa menjadi badut ketika berhadapan dengan publik. Apa yang ditampilkan tidak sesuai kondisi hatinya. Di sini, Anton Ismael selaku director menggambarkan lewat sosok Fuji yang mencoret wajahnya dengan lipstick yang berantakan.
Ada juga adegan berjalan ditabrak banyak orang hingga akhirnya jatuh dan dibantu dua sosok di akhir video. Sebuah analogi tentang banyaknya hujatan tanpa argumen jelas yang datang kepadanya belakangan ini, terasa begitu menyakitkan karena sejatinya dia pun belum selesai memproses masa duka.
Dua orang yang datang menghampiri dan memeluk juga merupakan gambaran tentang support system yang dia punya saat ini. Diperankan langsung oleh dua orang yang betul-betul berada dalam posisi tersebut, yaitu Violenzia Jean dan Thariq Halilintar.
Bersamaan dengan lagu dan music videonya telah dirilis juga ‘a Story of; Go’. Terbagi ke dalam lima part dan berisikan pembicaraan yang begitu dalam antara Fuji, Violenzia Jean dan Dimasz Joey selaku host, creative director sekaligus perwakilan dari Kanda Brothers.
Di sinilah terungkap, banyak cerita-cerita yang tidak pernah Fuji beberkan dimanapun. Selama ini hanya disimpan untuk dirinya sendiri seperti perasaan betapa menyesalnya dia berulang tahun karena di hari itu kedua almarhum menyempatkan diri pulang ke Jakarta dari Bali hanya untuk memberikan dia kejutan, lalu berangkat lagi menuju Surabaya keesokan harinya karena memang sedang ada perkerjaan.
“Kalau saja hari itu aku nggak ulang tahun, mungkin akan lain ceritanya,” tutur Fuji.
Fuji menambahkan,“Nggak akan sepadan semua yang dia punya hari ini sama beban kehilangan yang aku rasain setiap hari. Aku bersedia menukar semuanya dengan kehadiran Kak Vaness dan Da Bibi.”
“Kalau bisa aku aja yang ada di dalam mobil waktu itu. Tukar aja sama nyawaku. Gala masih sangat membutuhkan mereka,” imbuhnya.
Respons publik pun begitu positif. Mereka seperti mendapat pencerahan tentang apa yang sebenarnya dia rasakan, mengingat sampai hari ini pun masih begitu banyak hujatan yang tidak jelas motif dan argumennya kepadanya.
Bahkan di salah satu bagian, dia akhirnya berani membeberkan beberapa pernyataan yang begitu menyakitkan seperti,“Sombong lo ya sekarang udah punya mobil, Gua sumpahin lo mati kaya kakak-kakak lo!”
Membicarakan segala kenangan tentang orang yang telah pergi untuk selamanya memang tidak akan membuat mereka kembali. Tapi dengan mengingat kebaikannya, setidaknya membuat hati menjadi hangat.
Kanda Brothers adalah grup band beranggotakan kakak beradik yang terbentuk karena kecintaannya pada musik. Beranggotakan Aldy (vocal, guitar), Gerry (guitar, vocal), Ricky (bass, backing vocal), dan Danna (drum, backing vocal).
Pengalaman bermusiknya yang sudah dimulai dari usia dini membuat Kanda Brothers memiliki chemistry sangat kuat, baik di depan maupun di belakang panggung. Tidak heran kalau kehadirannya selalu diperebutkan berbagai café ternama di bilangan Jakarta. wid