Pandemi Melandai, Pelaku UMKM Diharapkan Kuatkan Jaringan untuk Jangkau Pasar Lebih Luas


iniSURABAYA.com – Kondisi yang makin membaik pasca-badai pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir tiga tahun diharapkan jadi peluang bagi pelaku UMKM di Jawa Timur.
“Saat ini pasar makin terbuka. Jika sebelumnya terbatas jualan daring, sekarang punya dua peluang, selain mempertahankan pasar daring juga kembali melayani pembeli langsung di toko masing-masing,” ungkap Miming Merina SSos SH MM, Ketua Ikatan Pengusaha Muslimah (Ipemi) PW Jawa Timur kepada iniSurabaya.com, Senin (30/5/2022).
Ditemui usai acara talkshow dengan topik ‘Tren Bisnis Pasca-Pandemi’ yang diselenggarakan Wirausaha Produktif Mandiri Karya di Atrium WTC Mall Surabaya, Miming berharap pelaku UMKM kembali bangkit dan semangat menjalankan usahanya.
“Jangan terlalu lama terpuruk. Kesempatan baik ini harus segera dimanfaatkan. Apalagi animo masyarakat untuk mendapatkan produk-produk di pasar tradisional maupun mall juga sudah mulai menggeliat,” tandasnya.
Tantangan selanjutnya, kata Miming, adalah terus berupaya meningkatkan kualitas maupun kapasitas produksi sehingga bisa menjangkau pasar lebih luas lagi.
Miming juga mengingatkan agar pelaku UMKM, khususnya anggota Ipemi Jatim untuk memiliki legalitas produk masing-masing. “Minimal harus punya NIB dan sertifikat halal untuk produk-produk kuliner,” pesannya.
Selain itu, Miming menekankan pula pentingnya membuka jaringan sehingga diharapkan bisa menembus pasar internasional. “Untuk itu kualitas produk perlu terus ditingkatkan dan diperbaiki,” cetusnya.
Hal senada dilontarkan Anita Firdaus Ade Aprilia Dwi Putri Permatasari. Pemilik label usaha sources.id ini mengakui penguatan dalam hal berjejaring menjadi tuntutan agar usaha yang dijalankan bisa makin berkembang.
“Yang juga penting adalah memperbaiki digital marketing,” ucap Juara 1 Duta Muslimah Preneur Jawa Timur 2022 ini.
Anita lalu menunjuk contoh usaha yang dia kelola di bawah bendera sources.id ini omset setiap bulan rata-rata sudah mencapai di kisaran 10.000-30.000 pieces dalam bentuk tas wanita, totebag, slingbag, ransel, sepatu, dan dompet.
“Distributor kami ada di Jawa Tengah, Medan, dan Batam. Target selanjutnya adalah pasar luar negeri,” paparnya optimistis.
Produk dengan bahan kulit imitasi itu dibanderol dengan harga Rp 30.000-50.000. Produk rumahan itu melibatkan 20 tenaga untuk produksi didukung enam orang untuk bagan pengemasan dan administrasi. ap