
Komunitas Luntas menghadirkan cerita 'King Angrok' di Royal Regantris Cendana Surabaya, Sabtu (24/9/2022) malam.

iniSURABAYA.com – Keinginan manajemen Royal Regantris Cendana Surabaya agar seni ludruk bisa ditampilkan sesuai zamannya dapat sambutan positif dari pegiat seni ludruk yang tergabung di Ludrukan Nom-noman Tjap Arek Suroboyo (Luntas).
Bahkan menurut Robet Bayoned, koordinator Luntas, selama ini dia dan teman-temannya selalu menyajikan pementasan seni tradisional ini dengan konsep ludruk opera.
Artinya, pementasan yang mereka suguhkan sama sekali tidak diiringi gamelan seperti pertunjukan ludruk secara konvensional. Untuk mengiringi tari remo dan kidungan jula-juli pakai iringan musik elektronik.
“Kami ingin buktikan bahwa seni ludruk bisa kolaborasi dengan banyak ragam kesenian modern,” tegasnya saat ditemui iniSurabaya.com usai pementasan di hotel bintang 3 di pusat Kota Surabaya tersebut, Sabtu (24/9/2022).
Sebab, lanjut Robet, kalau bertahan dengan gaya konvensional akan susah masuk ke kalangan anak muda. “Kok ngono-ngono ae (kok begitu-begitu saja),” ujarnya.
Robet tak menepis bahwa seni tradisional, khususnya ludruk tak banyak dikenal anak-anak zaman sekarang yang lebih asyik dengan aneka hiburan modern dan bisa diakses dengan mudah melalui gawai.