iniSURABAYA.com – Istana raja Amsterdam atau dalam Bahasa Belanda disebut sebagai Koninklij Paleis atau Paleis Op de Dam adalah salah satu dari tiga istana di Belanda yang berada dalam kekuasaan Monarki berdasar Undang-Undang Parlemen.
Bangunan termegah di kota Amsterdam ini ternyata jadi tempat bersejarah, terutama di masa awal kemerdekaan Republik Indonesia. Sebab bangunan ini menjadi tempat pertemuan Mohammad Hatta sebagai wakil dari Indonesia semasa berbentuk Republik Indonesia Serikat dengan Ratu Juliana dari Kerajaan Belanda pada 27 Desember 1949.
Berikut catatan khusus Hamid Nabhan, pelukis senior Surabaya dan penulis sejumlah buku bernuansa sejarah saat bertandang ke Amsterdam bulan Agustus lalu.
Istana ini awalnya dibangun untuk digunakan sebagai balai kota selama zaman keemasan Belanda pada abad ke-17. Bangunan ini lalu menjadi Istana Raja Louis Napoleon, dan kemudian keluarga kerajaan Belanda.
Istana ini didirikan di sisi barat Alun-Alun Dam (Dam Square) di jantung Kota Amsterdam, berhadapan dengan Monumen Nasional Amsterdam, dan di sebelah Nieuwe Kerk.
Jika diperhatikan bangunan ini maka terlihat ada patung di atas istana tersebut yaitu sosok perempuan memegang cabang zaitun dan tongkat Markurius yang melambangkan perdamaian.
Bangunan ini menjadi istana Raja Louis Napoleon ketika memerintah pada tahun 1808 dan fungsinya tetap dipertahankan sebagai istana hingga sekarang. Istana raja Amsterdam ini mulai dibangun pada tahun 1648 dengan gaya arsirek Dutch Baroque.
Istana raja yang megah dan dibuka pada 29 Juli 1655 ini tak lepas dari peran tiga sosok arsitek, yaitu Jacob van Campen, Daniel Stalpaert dan Thomas de Keyser. Istana Raja Amsterdam ini dijadikan sebagai tempat agenda penting kenegaraan.
Istana ini pula yang menjadi saksi sejarah yang sangat monumental ketika Perdana Menteri Republik Indonesia Serikat (RIS) yang diwakili oleh Mohammad Hatta menghadiri serah terima atau pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Kerajaan Belanda yang diwakili oleh Ratu Juliana pada tanggal 27 Desember 1949.
Begitu selesai dibangun pada 1665, Gedung ini berfungsi sebagai Stadhuis (Balai Kota) hingga tahun 1808, ketika Louis Napoleon -saudara dari Kaisar Prancis Napoleon- mendeklarasikan tempat tinggal pribadinya selama pemerintahannya yang singkat sebagai Raja Belanda.
Pada tahun 1813, Pangeran William dari Orange, kemudian Raja William I, mengembalikan istana ke kota Amsterdam tetapi mempertahankan hak untuk menggunakannya sebagai tempat tinggal kerajaan dan ruang hosting ketika di ibukota.
Istana Kerajaan digunakan untuk kunjungan kenegaraan, resepsi Tahun Baru Kerajaan Belanda dan fungsi-fungsi resmi lainnya, termasuk presentasi tahunan Penghargaan Erasmus, Penghargaan Royal untuk Lukisan, Penghargaan Zilver Anjer dan Hadiah Pangeran Claus.
Dari Oktober 2005 hingga Juni 2009, Istana Kerajaan sempat ditutup untuk renovasi besar-besaran. Bangunan yang baru dibuka ini menampilkan interior yang diperbaharui dengan cermat yang menyoroti sejarah terbaik dari istana selama berabad-abad.
Ketika tidak digunakan oleh raja atau anggota Royal House, istana terbuka untuk umum dan menampilkan pameran sepanjang tahun.
Bagi wisatatawan yang mempunyai ketertarikan pada sejarah dan juga arsitektur kuno, istana ini bisa menjadi destinasi yang sangat menarik. Istana ini buka tiap hari untuk umum mulai pukul 10.00 sampai 17.00. wid