![](https://i0.wp.com/inisurabaya.com/wp-content/uploads/2023/01/PHMI-Fest-Day-1-03.jpg?resize=500%2C334&ssl=1)
iniSURABAYA.com – Tahun 2023 didengungkan sebagai Tahun Resesi. Akankah industri kepariwisataan negeri ini, khususnya Surabaya kembali terpuruk setelah sempat bangkit pasca-pandemi?
Topik Peluang dan Tantangan seputar Industri Kepariwisataan di Tahun Resesi ini menjadi bahasan seru di forum PHMI Fest, Jumat (13/1/2023). Agenda yang diadakan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi ke-8 Perkumpulan Hotel dan Media Indonesia ini menampilkan Sudadi, Sekretaris Disbudporapar Kota Surabaya, Eko Mujiono, Ketua ASPPI (Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia) DPD Jatim, Firman S Permana, GM Surabaya Suites, dan Didi Tjandra, Branch Head Blibli Jatim.
Seluruh narasumber yang hadir di forum tersebut sepakat dan optimistis banyak potensi kepariwisataan Surabaya yang bisa dieksplorasi dan mendatangkan wisatawan.
“Surabaya memang tidak punya sumber daya alam yang bisa mendatangkan wisatawan. Tetapi sebagai Kota Pahlawan, Surabaya punya banyak peninggalan bersejarah yang juga bisa datangkan turis,” tegas Sudadi.
Selain destinasi yang sudah banyak dikenal selama ini, lanjut Sudadi, Surabaya akan mengoptimalkan sudut-sudut yang selama ini belum banyak dikenal masyarakat.
“Jika Jakarta punya destinasi Kota Tua, dan Semarang ada Kota Lama, nanti Surabaya akan memaksimalkan area Kota Lawas-nya,” papar Sudadi.
Program yang sedang dipersiapkan Disbudporapar Kota Surabaya adalah kembali membangkitkan pesona Benteng, Bulak, eks penjara Kalisosok yang akan kami rekonstruksi, dihidupkan lagi sebagai wisata heritage,” ungkapnya.
Sudadi juga menunjuk kawasan di sepanjang Kalimas, seperti belakang Gedung Negara Grahadi hingga Monkasel banyak bangunan cagar budaya yang potensi jadi objek wisata andalan.
“Belum lagi yang ada di Jl Karet, Kya Kya, Jl Panggung, dan Ampel, semuanya menyimpan sejarah Surabaya lama,” bebernya.
Senada dengan Sudadi, Firman pun menyatakan Surabaya punya potensi wisata sejarah yang sangat menarik digali lebih dalam. “Di masa pandemi saya sempat bikin city tour dengan beberapa komunitas biker. Di situ saya baru tahi di kawasan Jl Baliwerti itu ada makam bekas Bupati Surabaya,” cetusnya.
Lulusan SMA Negeri 1 Surabaya yang sudah malang melintang di industri perhotelan ini lalu menekankan kelemahan pengembangan potensi kepariwisataan di Kota Surabaya adalah minimnya sinergi antara pemerintah dan para stakeholder, khususnya para pelaku industri kepariwisataan.
“Perlu pertemuan lanjutan yang lebih intim untuk menggali potensi sejarah yang masih terbungkus di Surabaya. kita perlu jalan sama-sama untuk mengembangkan potensi kepariwisataan Kota Surabaya,” pesannya.
Pentingnya kolaborasi ini juga mendapat sorotan Eko Mujiono. “Surabaya ini memang punya potensi wisata sangat banyak. Sayangnya tidak ada yang ‘menjual’,” ujarnya.
Untuk optimalisasi potensi kepariwisataan tersebut, kata Eko, Pemkot Surabaya belum banyak melibatkan organisasi semacam ASPPI ini. “Kami punya tour guide, tour leader, tour planner, tour operator. Mereka yang mendesain agar tamu itu datang. Mereka adalah corong pariwisata,” tandasnya.
Ketika kolaborasi antarkelembagaan ini terjalin, Eko makin optimistis potensi wisata Surabaya punya nilai ‘jual’ lebih baik lagi untuk mendatangkan wisatawan. “Mereka yang terbiasa meramu untuk ‘menjual’ Surabaya ini belum banyak dilibatkan,” ucap Ekoyang juga dosen kepariwisataan.
Agenda ‘PHMI Fest’ yang didukung sepenuhnya oleh Royal Plaza tersebut berlangsung selama tiga hari berturut-turut, Jumat-Minggu (13-15/1/2023). ap