iniSURABAYA.com – Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur memaparkan bahwa Indonesia menjadi kontributor terbesar pada sektor medical tourist.
Pasalnya, jumlah pasien yang mencari pengobatan di luar negeri pada 2015 mencapai 600.000 orang. Angka ini hampir mencapai dua kali lipat dari data pada 2006.
“Tujuan utama mereka untuk Asia Tenggara adalah Malaysia dan Singapura. Padahal kita tahu kalau RSUD dr Soetomo punya banyak pelayanan dengan standar internasional seperti saraf dan jantung,” ungkapnya.
Pernyataan tersebut disampaikan Khofifah di acara peluncuran enam program inovasi strategis RSUD dr Soetomo untuk tahun 2023 di Ruang Pertemuan Gedung Pusat Pelayanan Jantung Terpadu (PPJT), RSUD dr Soetomo, Surabaya, Rabu (4/1/2023).
Program yang diresmikan Khofifah antara lain Soetomo Vendor Management System (Soetomo Vemes), Information Technology (IT) Mandiri, Soetomo Revenue Center, serta Bangun Serah Guna Hostel.
Khofifah juga menandatangani prasasti Neuro Intensive Care Unit (Neu ICU), dan Soetomo Training Center yang manfaatnya untuk mengembangkan skill dan expertise klinis maupun manajemen seluruh staf RSUD dr Soetomo.
Khofifah menegaskan bahwa peluncuran layanan unggulan RSUD dr Soetomo sebagai upaya membangun top of mind masyarakat bahwa berobat dengan layanan yang baik dan advance cukup di Jawa Timur.
Pasalnya Jatim melalui RSUD dr Soetomo ingin menangkap pasar dengan menggaet masyarakat yang masih gemar berobat ke luar negeri agar beralih berobat di dalam negeri saja.
Terlebih ada data yang sempat termuat di media, setidaknya rata-rata per-tahun Rp 164 trilliun uang masyarakat Indonesia digunakan untuk berobat ke luar negeri.
“Tadi saya minta Kepala Dinkes Jatim untuk menghitung kalau khusus warga Jatim yang biasa berobat keluar negeri berapa. Itu yang harus menjadi target (RSUD) dr Soetomo setelah melaunching Revenue Center,” pesannya.
Khofifah mengatakan bahwa RSUD dr Soetomo memiliki banyak sekali kualitas layanan dengan keunggulan kompetitif dan komparatif yang harus disampaikan kepada publik.
“Inilah pentingnya membangun top of mind masyarakat. Agar mereka percaya dan merasa mendapatkan pelayanan terbaik,” ujar mantan Menteri Sosial RI itu.
Pelayanan Kurang Mutu
Khofifah memaparkan pula hasil riset patients beyond borders.com yang diunggah katadata.co.id tahun 2019 terkait alasan masyarakat lebih memilih pengobatan luar negeri, yakni kurangnya mutu pelayanan dan pengawasan kesehatan di Indonesia, kecanggihan obat-obatan, dan problem komunikasi dokter atau tenaga pembantu.
Ada pula perihal reputasi rumah sakit luar negeri yang sudah mendunia. Juga harga yang lebih murah, ketepatan diagnosis, kecanggihan teknologi, dan akomodasi luar negeri yang lebih menyenangkan.
“Ini berdasarkan data dari sumber yang cukup kredibel. Makanya kita harus melakukan refleksi, evaluasi dan berinovasi terus menerus. Bisa juga dibantu ahli komunikasi untuk mempromosikan keunggulan rumah sakit kita agar masyarakat makin mengetahui keunggulan rumah sakit kita,” tandasnya.
Khofifah juga mengatakan bahwa Pemprov Jatim tengah berusaha mengembangkan medical tourist di daerah. Hal ini dilakukan dengan membangun strong partnership dengan pihak lain.
Sementara itu, dr Joni Wahyuhadi, Direktur RSUD dr Soetomo, mengakui, Program Inovasi Strategis RSUD dr Soetomo untuk 2023 merupakan perwujudan dari arahan yang diberikan oleh Khofifah.
Orang nomor satu di Jatim itu mengamanatkan agar pelayanan kesehatan sudah harus berbasis IT mandiri. Sehingga, efisiensi dapat tercapai dalam setiap program yang dicanangkan.
“Ini adalah master plan untuk ke depan. Juga sebagai penerus perjuangan untuk membesarkan Soetomo. Ini tinggal selangkah lagi, sesuai amanat Bu Gubernur bahwa IT harus mandiri,” tuturnya. yul