Digelar 4 hari di Surabaya, Seannet Collective 2023 Melihat Permasalahan Kota dari Kampung

iniSURABAYA.com – Rangkaian acara Southeast Asia Neighbourhoods Network 2.0: Communities of Learning, Research, and Teaching Collaborative (Seannet Collective) 2023 sukses digelar selama tiga hari (Sabtu-Selasa, 11-14/2/2022) di Ruang Majapahit ASEEC Tower Kampus B Universitas Airlangga (Unair).

Seannet merupakan komunitas akademik atau jaringan peneliti di Asia Tenggara yang memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian studi kota melalui perspektif masyarakat lokal atau kampung.

Bacaan Lainnya

Adrian Perkasa Shub Int SHum MA, tim Surabaya menyampaikan bahwa Seannet telah memasuki tahap kedua sejak berdiri pada tahun 2017. Tahun ini, Seannet tidak hanya melibatkan peneliti secara personal, tetapi juga melibatkan peneliti sebagai perwakilan institusi.

“Setelah berhasil di tahap pertama, ada pemikiran kenapa tidak melibatkan institusi? Kalau dulu individual researcher bisa seberhasil itu, maka akan lebih bagus, sustain, dan terjamin kalau kita melibatkan lembaga. Mereka yang hadir dapat mewakili universitas, lembaga riset atau komunitas,” paparnya.

Teliti Kota dari Perspektif Masyarakat Lokal
Dosen Program Studi Ilmu Sejarah Unair itu menyatakan, meskipun penelitian Seannet fokus pada studi kota dan segala permasalahannya. Namun dalam hal ini, Seannet justru melihat isu-isu kota melalui perspektif berbeda.

Pada umumnya, studi kota didominasi oleh disiplin ilmu yang bersifat teknikal seperti planologi atau perencanaan kota, arsitektur, dan lain sebagainya. Namun, studi kota saat ini justru dapat diteliti melalui disiplin ilmu yang interdisipliner seperti ilmu sejarah, sastra, antropologi, dan sosiologi.

“Ilmu-ilmu ini hubungannya langsung dengan orang, maka cara kita melihat kota juga beda. Kalau dulu melihat dari atas, sekarang melihat dari bawah, dari kampung. Bisa tidak kita memahami dinamika urban studies dari perspektif kampung?” ucap Adrian.

“Makanya, kita juga melibatkan perwakilan dari Kampung Peneleh dan Songgoriti agar bersama-sama memproduksi pengetahuan. Bukan artinya peneliti yang paling paham. Justru ini kesempatan kita untuk memproduksi pengetahuan bersama, yang berguna untuk learning dan research,” imbuhnya.

Pembaharuan Teori untuk Kebutuhan Pedagogik
Adrian menekankan bahwa hasil penelitian Seannet dapat memberikan dampak positif terhadap perguruan tinggi, khususnya dalam hal pengajaran dan pembelajaran.

Melalui hasil penelitian Seannet, para dosen yang terlibat dapat melihat ada banyak teori atau pendekatan yang mulai usang. Sehingga, mereka berkewajiban untuk memperbaharui, menyesuaikan, dan mengajarkan penemuan baru tersebut kepada mahasiswa.

“Mahasiswa juga berkewajiban mempelajari hal-hal ini yang nantinya bakal relevan dengan kehidupan mereka di masa depan. Masyarakat juga berkewajiban tidak hanya menjadi objek peneliti, tetapi juga subjek peneliti yang sama-sama menentukan agenda,” kata Adrian.

“Kira-kira apa yang jadi polemik di kampung ini? Isu apa yang harus diangkat? Semuanya bertanggung jawab dan menerima manfaatnya, dosen dari segi pedagogik dan kurikulum baru, para peneliti dapat banyak kawan dan network, dan network ini tentu akan mendukung internasionalisasi perguruan tinggi,” pungkasnya.

Sejalan dengan tema Seannet, Fakultas Ilmu Budaya Unair berperan aktif terutama sebagai institusi pendidikan tinggi yang selalu menghasilkan riset yang bermakna bagi publik terutama kajian mengenai perkotaan. *

Pos terkait