iniSURABAYA.com – Menyambut IdulFitri 1444 H mendatang, Lia Afif menyajikan karya anyar yang dia beri tema Ramya Ranggana. Dalam bahasa Jawa kuno, Ramya Ranggana bermakna ‘bintang yang elok’.
Menurut Lia, tema Ramya Ranggana itu sekaligus sebagai bagian dari perjalanan perempuan maupun keluarga dalam mencari Ridho Allah SWT selama menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan dan menyambut hari fitri.
“Ramya Ranggana jadi simbol sempurna dari kecantikan jiwa perempuan yang sesungguhnya,” tutur desainer asal Jombang ini saat ditemui di tengah gelaran Muslim Fashion Runway (Mufway) 2023 di Atrium Pakuwon Mall Surabaya, Sabtu (1/4/2023).
Karena itu pula, pada koleksi kali ini Lia Afif menampilkan kombinasi batik tulis dan pewarna alam yang mengisyaratkan kerendahan hati serta keikhlasan yang tak berbatas.
“Tetap menjadi bintang yang memiliki kerendahan hati dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah Ramadan selanjutnya menyambut IdulFitri,” paparnya.
Total ada sepuluh koleksi Ramya Ranggana’ yang diwujudkan dalam rancangan berbeda dari biasanya. Untuk karyanya kali ini Lia Afif memberikan sentuhan batik tulis Kabupaten Probolinggo dengan tetap konsisten pada pewarnaan alam.
“Komposisi batik tidak terlalu banyak. Sebagai aksen saja, namun tetap batik dengan pewarnaan alam,” katanya.
Di karya kali ini, Lia juga memberikan sentuhan bahan lain, yaitu lace, chiffon, cotton, lurik dan tulle sehingga kian menunjukkan karakter feminin seorang wanita matang penggunanya.
Untuk pilihan warna, jatuh pada warna-warna kalem seperti putih, biru dan cenderung bernuansa nude. Warna-warna ini ditujukan untuk memberikan sentuhan soft di antara kombinasi batik tulis yang ia rancang sedemikian indah.
Koleksi spesial Ramadan dan IdulFitri 2023 ini dia tampilkan dalam dress dan setelan palazzo dengan potongan A line, siluet A dan I yang terlihat lebih anggun dan cantik dengan detil aksen manik-manik.
Kesepuluh koleksi Ramya Ranggana tersebut terbagi dalam tujuh busana perempuan dan tiga busana laki-laki. Lia Afif berharap pemakainya menjadi bintang terelok yang bersinar terang saat Ramadan dan menyambut hari kemenangan.
“Apalagi, busana berbahan wastra nusantara tak akan pernah lekang oleh zaman,” tegas Lia Afif yang telah malang melintang di industri fashion sejak 16 tahun silam ini.
Sarjana Arsitektur ITS yang melanjutkan pendidikan di sekolah fashion design tersebut menandaskan, dirinya tetap akan tetap berkarya sesuai passionnya. “Saya ingin membuat wanita menjadi lebih cantik, percaya diri, elegan. Sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang mandiri,” imbuhnya.
Bagi Lia Afif, memadukan segala macam bentuk wastra nusantara mulai batik, tenun, songket dan ulos merupakan tantangan tersendiri. Dia selalu ingin merajut wastra nusantara menjadi karya spektakuler sekaligus upaya melestarikan budaya.
“Tentu ini juga upaya membantu para perajin agar tetap berdaya. Dan itu menjadi sebuah kebanggaan bagi saya,” tegas wanita kelahiran November 1974 ini.
Dalam perjalanannya sebagai desainer, Lia telah menggandeng sejumlah perajin yang mengabdikan diri untuk menjaga wastra nusantara. Mulai dari Kutai Timur, Samosir, Kelimutu NTT, dan perajin batik di seluruh Jatim.
Tak hanya itu. Lia bahkan telah membawa wastra nusantara ini mendunia. Karya-karya Lia diantaranya sudah melenggang di panggung fashion dunia, seperti di New York, Asian New York Fashion Week, Paris, London, Jepang, Singapura, serta Sydney.
Sedang di ajang Mufway, selain karya Lia Afif, disajikan pula karya-karya gres desainer papan atas lainnya seperti Gita Orlin, Ulfa Mumtaza, Yeny Ries, Riris Ghofir, Ura by Aura Afilia, Liebe by Lita Berlianti, dan Kusemai. Ada pula rancangan busana desainer tamu dari Jakarta, Rya Baraba.
Di hari kedua (Sabtu, 1/4/2023) ditampilkan busana-busana rancangan desainer Lia Soraya, Value of Andy Sugix, Almara, Rinora, Whulyan, Ronie Parero, Arva School of Fashion, Alya Hijab by Naja, PJ by Pipik Juliana, dan Sisesa.
Mufway yang tahun ini masuk tahun ke-3 memajang koleksi-koleksi terbaru dari 25 brand dan 19 desainer yang digelar mulai Jumat (31/3/2023) hingga Minggu (9/4/2023) nanti. ap