
iniSURABAYA.com – Meski gejala umum parkinson adalah timbulnya gangguan pada fungsi syaraf motorik, tetapi penderita parkinson juga dapat mengalami ketidaknyamanan pada fungsi non-motorik.
“Misalnya, gangguan kognitif pada otak, gangguan tidur, gangguan pada mood, perut kembung, gangguan kecemasan, dan bahkan depresi,” ungkap dr Andreas Soejitno SpN EDPM CIPS saat tampil di acara ‘10 Years Comprehensif Parkinson & Movement Disorders Service in Indonesia’ yang diadakan National Hospital Surabaya, Rabu (19/4/2023).
Dokter spesialis neurologi National Hospital Surabaya ini menegaskan, akibat gangguan tersebut penderita parkinson akan mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.
Terpisah, Dr dr Achmad Fahmi SpBS Subsp NF FINPS IFAANS yang ditemui iniSurabaya.com sebelum acara menyatakan, parkinson merupakan penyakit neurodegenerative yang mengganggu kualitas hidup pasien.
Gejala yang umum terjadi pada parkinson disingkat sebagai TRAP. “Kepanjangannya, Tremor, yaitu getaran yang tidak dapat dikendalikan biasanya diawali pada satu sisi tangan. Berikutnya Rigidity atau kekakuan anggota gerak tubuh. Lalu, Akinesia atau kelambatan dalam melakukan aktivitas. Yang terakhir, Postural Inbalance yaitu gangguan keseimbangan,” paparnya.
Dokter Fahmi menyatakan, pergerakan dalam melakukan aktivitas akan melambat karena kaku otot dan tremor. Hal itu akan mempengaruhi keseimbangan, gangguan makan, berbicara, dan postur tubuh.
Dia mengingatkan agar masyarakat segera berkonsultasi ketika dirasa telah mengalami salah satu dari gejala tersebut. Meski diakui tidak semua tremor berujung parkinson, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi.
“Tidak harus menunggu merasakan keempat gejala untuk berkonsultasi. Ketika menghadapi pasien dengan kecenderungan parkinson, dokter akan memiliki sense of emergency dan akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut,” tegasnya.
Dokter Fahmi menandaskan pula, parkinson lebih banyak menyerang lelaki daripada perempuan. “Perbandingannya 1,2 pasien pria, 1 pasien wanita. Dan biasanya dengan pemberian obat saja sudah cukup. Hanya 25 persen yang memerlukan tindakan operasi,” imbuhnya.
Sementara Ang Hoey Tiong, CEO National Hospital mengatakan, Parkinson & Movement Disorder merupakan salah satu layanan unggulan yang dimiliki National Hospital dalam memberikan pelayanan medis untuk penanganan parkinson dan gangguan gerak.
Tepat pada 16 April 2023, Parkinson & Movement Disorder Center telah memberikan pelayanan selama 10 Tahun di Indonesia. Dan, menjadikan satu-satunya layanan tindakan operasi Deep Brain Stimulation (DBS) dan Stereotaktik Brain Lesioning pertama dan terlama.
”Selama 10 tahun ini, kami melayani 11.202 kunjungan pasien di National Hospital. Dari angka itu, 234 pasien menjalani operasi stereotaktik brain lesion, 44 pasien operasi Deep Brain stimulation, dengan total tindakan untuk penggunaan alat stereotaktik sebanyak 305 tindakan operasi,” tuturnya. ap