Sampaikan Pesan Lewat Kemasan Cerita Wayang, Eri Cahyadi Gandeng Wali Kota Mojokerto dan Bupati Trenggalek Rayakan Hari Jadi Kota Surabaya

Eri Cahyadi bersama Wali Kota Mojokerto dan Bupati Trenggalek tampil dalam cerita pewayangan menyambut HJKS ke-730.

iniSURABAYA.com – Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya bersama Ika Puspitasari, Wali Kota Mojokerto, dan Mochamad Nur Arifin, Bupati Trenggalek bakal tampil dalam acara ‘Semar Mesem’ yang disajikan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) Ke-730.

Dalam segmen acara yang mengangkat tema ‘Ngramut Kuto Suroboyo’ (Merawat Kota Surabaya) itu, Eri Cahyadi tampil sebagai Raja Surya (Matahari). Sedang Ika Puspitasari berperan sebagai Ratu Kartiko (Bintang), dan Mochamad Nur Arifin sebagai Raja Akoso (Angkasa).

Bacaan Lainnya

Kisah ‘Ngramut Kuto Suroboyo’ berawal dari Semar yang diperankan oleh Pulung mencari mentor bagi anak-anaknya yakni Gareng, Bagong, dan Petruk, untuk dididik sebagai pengasih atau pemimpin.

Semar kemudian bertemu Raja Akoso dan Ratu Kartiko di Negeri Khayangan meminta tolong kepada mereka untuk menjadi bagian dari mentor anak-anaknya.

Semar menilai, Raja Akoso dan Ratu Kartiko mampu menjadi mentor bagi anak-anaknya karena memiliki sifat yang berbeda-beda. Raja Akoso memiliki sifat pemimpin yang berwibawa seperti angkasa. Sedangkan Ratu Kartiko memiliki sifat pemimpin yang mampu menjadi sebagai penunjuk arah bagi orang-orang yang dipimpinnya.

Karena merasa kurang pas dengan permintaan Semar, akhirnya Raja Akoso dan Ratu Kartiko memberikan saran untuk mencari sosok pemimpin lain yang mampu memberikan energi kepada orang-orang yang dipimpinnya, yakni Raja Surya.

Karena Raja Surya tidak bisa hadir ke Negeri Khayangan, maka dua sosok pemimpin tersebut mengajak Semar dan anak-anaknya turun ke bumi Kuto Suroboyo (Kota Surabaya) untuk bertemu Raja Surya.  Sesampainya di Kota Surabaya, mereka berhasil menemui sosok raja yang dicari.

Tak lama kemudian Semar menyampaikan maksud dan tujuannya datang ke Kota Surabaya kepada Raja Surya. Yaitu meminta menjadi mentor bagi anak-anaknya yang memiliki sifat berbeda untuk dididik sebagai pemimpin di Khayangan.

Raja Surya mengatakan, sosok pemimpin itu harus mau turun ke masyarakat dan saling bergotong-royong dalam menuntaskan berbagai masalah. Menurutnya, pemimpin sejati di bumi adalah masyarakat yang hidup dengan guyub rukun.

Suroboyo derajate podo gak onok sing luwih dukur nang ngarepe gusti Allah, makane guyub rukun. (Di Surabaya, masyarakat dan pemimpinnya itu derajatnya sama di hadapan Tuhan, maka dari itu warganya menjadi guyub rukun),” pesannya.

Tak hanya itu, di Kota Pahlawan juga ada slogan ‘Surabaya Hebat’. Artinya adalah Surabaya adalah kota yang Humanis dalam melayani, Efektif dan Efisien dalam bekerja sesuai target output dan outcome, Berakhlak, Akuntabel, serta Transparan.

Makane iku Suroboyo tambah apik (maka dari itu Surabaya semakin bagus),” ujar Eri Cahyadi dalam acara tersebut.

Eri Cahyadi, Ika Puspitasari, dan Mochamad Nur Arifin saling sahut kata-kata lucu hingga mengundang gelak tawa para penonton di studio.

Masyarakat bisa menyaksikan kelanjutan kisah para raja yang diperankan oleh tiga kepala daerah di Jawa Timur ini bertepatan pada HJKS Ke-730, Rabu (31/5/2023) di salah satu stasiun televisi di Kota Surabaya.

Di akhir cerita, para kepala daerah tersebut dan pemeran lainnya serempak mengucapkan selamat dan sukses HJKS Ke-730. “Ayo rek ngucapno bareng (ayo mengucapkan bersama-sama), Surabaya 730 Tahun, Surabaya Hebat,” seru Eri Cahyadi. wid

Pos terkait