Miris, Angka Kebutaan di Indonesia Masih Tinggi! Dokter Firman Ingatkan Dampak Negatif Berikut Ini

0
22

Komunitas Pendonor Kornea dapat layanan pemeriksaan mata gratis di peringatan World Eye Donation Day di RS Mata Undaan Surabaya.

iniSURABAYA.com – Kebutaan diyakini punya dampak luas pada tata kehidupan masyarakat di suatu negara. Sebab, kebutaan tak hanya berakibat yang bersangkutan tidak bisa bekerja dan terlepas dari kegiatan sehari-hari.

“Orang buta akan membuat satu orang sehat keluar dari aktivitas sehari-hari, karena harus merawat yang buta tadi,” tegas Dokter Muhammad Firmansyah SpM (K), Ketua Perhimpuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Jawa Timur kepada iniSurabaya.com, Minggu (11/6/2023).

Ditemui di tengah acara di tengah peringatan World Eye Donation Day (Hari Donor Kornea se-Dunia) yang diadakan Cornea Donation Center di RS Mata Undaan, dokter Firman memaparkan,”Bisa dibayangkan pendapatan keluarga menurun, dan pendapatan perkapita secara global juga turun.”

Ujungnya, kata dokter Firman, berdampak pada perekonomian satu negara. “Maka kebutaan penting jadi perhatian, karena akan menurunkan kualitas hidup

suatu bangsa,” cetus dokter yang sehari-hari berpraktik di RS Siloam Surabaya.

Ironisnya, kata dokter Firman, angka kebutaan di Indonesia ternyata masih tinggi. Berdasar survei tahun 2016, angka kebutaan di Tanah Air di atas tiga persen. Padahal di kawasan Asia Tenggara rata-rata satu persen.

Dokter Muhammad Firmansyah SpM (K).

“Di Singapura bahkan di bawah satu persen,” ungkap lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya ini.

Dokter Firman menyatakan, penyebab kebutaan pertama adalah katarak, disusul glaucoma, dan kelainan kornea.

Untuk yang pertama (katarak) bisa diatasi dengan operasi katarak. Sedang glaucoma bisa dicegah dengan skrining secara berkala.

Dan kelainan kornea dilakukan dengan cangkok kornea. “Dan ini (cangkok kornea) butuh donor,” tandasnya.

Dokter Firman tak menepis, dalam perkembangan teknologi dunia medis, dimungkinkan ada kornea buatan. “Kornea artificial (buatan) memang sudah dikembangkan teknologinya. Tetapi harganya tentu sangat mahal,” tuturnya.

Karena itu pula, dokter Firman turut mendorong upaya-upaya donor mata di masyarakat luas, khususnya untuk mendukung penuntasan kebutaan akibat kelainan kornea.

Dokter Firman menyatakan, permasalahan kebutaan karena kelainan kornea antara lain kornea keruh, kornea rusak akibat kelainan bawaan, akibat infeksi atau akibat trauma.

“Dan yang diganti bukan keseluruhan (bola mata), melainkan lapisan korneanya,” urainya.

Dokter Firman mengingatkan donor mata dilakukan setelah pendonor meninggal. “Bukan saat dia (pendonor) hidup,” bebernya.

Hal senada diungkapkan dr Dini Dharmawidiarini SpM, Ketua Cornea Donation Center. “Maksimal enam jam setelah pendonor meninggal harus dilakukan pengambilan kornea mata. Kemudian harus segera dicangkokkan ke calon penerima,” bebernya.

Untuk mendekatkan diri CDC RS Mata Undaan dengan para pendonor, pagi itu digelar acara senam bersama dan pemeriksaan mata gratis. Kegiatan yang diadakan CDC RS Mata Undaan bekerja sama dengan Bank Mata Cabang Surabaya dan Perdami Jatim itu juga diisi sosialisasi donor kornea bersama komunitas pendonor kornea (Condor Community). ap

Comments are closed.