iniSURABAYA – Jumat (17/8/2018) malam ini para seniman ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara bakal mulai beraksi di hadapan para penikmat seni ibukota. Di hari pertama dari rangkaian tiga hari kehadiran di Jakarta, mereka akan tampil di Taman Mini Indonesia Indah.
Lakon yang akan dibawakan adalah ‘Bui – Guruku Tersayang’, karya adaptasi teatrawan Akhudiat. “Menghadirkan diri di Jakarta dan berhadapan dengan penonton yang belum fanatik dengan kesenian ludruk adalah risiko yang sudah kami pertimbangkan,” tegas Meimura, sutradara ‘Bui – Guruku Tersayang.
Upaya yang dilakukan para seniman ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara ini, ditekankan Meimura merupakan penjagaan terhadap eksistensi kesenian ludruk. Selain itu juga sebagai upaya inovasi dan regenerasi yang sudah dilakukan kelompok seni tradisional tersebut sejak lama.
“Militansi seluruh anggota kiranya modal yang akan kami desakkan kepada penonton di ibukota RI ini sebagai sebuah tawaran tentunya,” imbuhnya.
Meimura yang pernah mendapat penghargaan sebagai pegiat ludruk dari PWI Jawa Timur ini tak mengelak bahwa dirinya punya target besar atas perjuangannya untuk menembus pementasan di Jakarta ini. “Jujur kami ingin pentas di Istana Presiden, seperti kala Bung Karno memimpin negeri ini,” tandasnya.
Optimisme Meimura itu bukan tanpa alasan. “Di era Presiden Jokowi ini hadir UU Pemajuan Kebudayaan. Ini tentunya bakal jadi pedoman untuk melaksanakan pembangunan berkesenian di Nusantara ini untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan seniman,” cetusnya.
Meimura menambahkan,”Kami juga ingin tahu, kira-kira apa yang Beliau ketahui tentang kesenian ludruk, yang keberadaannya jauh sebelum bangsa ini meraih kemerdekaan.”
“Kesenian ludruk saat itu sebagai media efektif dalam mengambil bagian merebut kemerdekaan,” ujarnya.
Selain tampil di Taman Mini Indonesia Indah, kelompok ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara ini bakal pentas pula di Gedung Graha Bakti Budaya, Jakarta Pusat selama dua hari berturut-turut (Sabtu-Minggu, 18-19/8/2018). Pada hari pertama (Sabtu, 18/8/2018) akan disajikan lakon ‘Cak Durasim’, dan berikutnya (Minggu, 19/8/2018) ditampilkan cerita ‘Bui – Guruku Tersayang’. dit