Berharap Keadilan, Anak Chin Chin Tulis Surat untuk Presiden Jokowi

Janice (kanan), bersama Chin Chin (tengah) yang diapit kedua adiknya James (kiri) dan Lawrence (dua dari kanan)

iniSURABAYA – Kemelut yang membelit rumah tangga dan berujung perpisahan, harusnya disadari tidak hanya membuat sakit pasangan yang semula bersatu. Efek psikologis pada sang buah hati mestinya juga jadi pertimbangan sebelum memutuskan berpisah.

Apalagi ketika proses perceraian itu tak kunjung tuntas. Dan bahkan menimbulkan masalah-masalah baru.

Kondisi yang cukup sulit inilah yang kini dialami Janice, James, dan Lawrence, anak pasangan Trisulowati alias Chin Chin dan Gunawan Angka Widjaja. Kegundahan itu pula yang kemudian membuat Janice, si sulung menuliskan surat terbuka untuk Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Siswa Stamford American International School, Singapura itu memulai suratnya dengan perkenalan diri sekaligus bercerita tentang bagaimana keluarganya, terutama sang ibu mendapat perlakuan kriminalisasi. Semua itu berawal dari keinginan bercerai Chin Chin dari suaminya.

”Pada tahun 2016 Ibu saya sedang mengajukan proses cerai. Tidak ada yang rumit, hanya perceraian yang sederhana karena hubungan yang sudah tidak baik. Bukannya mendapat putusan cerai pada tahun itu, Ibu saya dimasukkan penjara oleh Ayah saya,” tulis Janice.

Chin Chin memang pernah dilaporkan ke kepolisian oleh sang suami dengan tuduhan mencuri dokumen perusahaan di akhir 2016 silam. Karena tuduhan itu pula, Chin Chin akhirnya masuk  penjara dan harus terpisah dari ketiga anaknya yang masih kecil.

Tapi tuduhan itu belakangan tidak terbukti. Pada Agustus 2017 hakim memvonis Chin Chin bebas murni dan sudah berkekuatan hukum tetap (inkracht) di Mahkamah Agung pada Mei 2018.

Kondisi ini juga dipertanyakan Janice dalam suratnya ke Jokowi. Karena, menurut Janice,  bagaimanapun perusahaan yang ada saat itu merupakan hasil kerja bersama kedua orang tuanya.

”Perusahaan yang di dalamnya dihasilkan oleh darah, keringat, dan airmata Ibu saya. Dan, tahukah Bapak (Presiden, Red) hal lucu apa yang terjadi. Saya jarang melihat ayah saya di tempat kerja. Beliau selalu ada di rumah, membaca majalah maupun merokok (dari yang saya ketahui, Ibu saya lah yang bekerja, dan membayar uang sekolah saya).”

Namun, dalam surat yang aslinya berbahasa Inggris itu Janice menyatakan tidak membenci ayahnya karena dia bukan sosok yang pendendam. Yang dia inginkan adalah kebahagiaan bagi dirinya, sang ibu, dan kedua adiknya.

Remaja yang tahun ini menginjak usia 16 itu juga menyoroti adanya tindak kekerasan terhadap anak. Serta masih adanya oknum-oknum petugas yang culas.

“Ibu saya ditahan dan saya tinggal di rumah dengan dua saudara kandung saya sendiri tanpa orang tua, kesepian, dan ketakutan. Masa itu adalah masa keterpurukan saya. Saya gagal sekolah, bermasalah dengan kepercayaan, dan sangat menyedihkan,” urai Janice.

Karena itu, dalam suratnya, Janice menegaskan tidak bisa lagi mengalah dengan keadaan. Semua harus dilawan. Karena kalau tidak, di negeri yang dia cintai itu, kata Janice, hukum dan kebenaran masih bisa dibeli.

”Saya menulis surat ini untuk membuat perubahan, sekaligus memberitahu Bapak Presiden bahwa banyak kejadian ketidakadilan hukum yang dirasakan oleh masyarakat. Saya juga berbicara untuk anak-anak dan para wanita yang sedang berjuang keluar dari masalah mereka,” tuturnya.  

Janice menyesalkan di negara yang diakui indah, aman, dan nyaman ini masih banyak pejabat bermental korup. Janice mengkritisi masih adanya manusia tamak yang memiliki kekuasaan, hingga polisi yang ‘dapat dibeli’ yang mau bermain-main dengan hak asasi manusia dan hukum yang berlaku.

Janice mengaku, keberaniannya menulis surat terbuka itu terinspirasi dari film dan membaca berita bagaimana seorang anak bisa menyuarakan kebenaran dan kemerdekaannya. Karena itu, saat kasus ini pertama kali mencuat, dia juga sudah mencoba mengirimkan surat kepada penegak hukum.

”Tapi cerita itu (kebenaran) tidak berlaku untuk saya. Para hakim memeriksa saya, mereka tahu saya menderita dan luka. Tetapi akhirnya suara saya tidak didengarkan. Tidak ada hasil apapun,” paparnya. dit

Pos terkait