iniSURABAYA – Ruang Pelangi dan Nirwana di Shangri-La Hotel Surabaya, Senin (25/3/2019) terlihat riuh. Ratusan orangtua dan guru juga terlihat serius dan sesekali memberi aplaus pada anak-anak yang memeragakan ketrampilan masing di panggung.
Acara yang digelar dalam rangka memperingati Hari Down Syndrome se-Dunia ini diawali dengan iringan tetabuhan drum oleh Yana, salah seorang anak Down Syndrome.
Kemudian disusul
beragam atraksi, seperti fashion show. Anak-anak penyandang down syndrome ini berani tampil layaknya peragawan-peragawati
cilik, berlengak-lenggok di atas catwalk.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Shangri-La Hotel
Surabaya bekerjasama dengan Badan Koordinasi Kegiatan
Kesejahteraan Sosial (BK3S) Jatim ini juga dimeriahkan
atraksi yang disajikan oleh tamu khusus dari SLB Tulungagung dan Malang
membawakan gerak dan lagu, serta perkusi oleh anak-anak down syndrome.
Sebanyak 250 anak down syndrome, 13 orang guru, serta 300 orang tua pendamping
berpartisipasi dalam acara ini. Dalam waktu lima jam, mulai pukul 12.00 hingga 17.00,
anak-anak tersebut melakukan berbagai aktivitas antara lain unjuk bakat dalam
bidang seni yakni pertunjukan bakat serta fashion show, kegiatan senam ritmik, bazaar,
serta konsultasi kesehatan.
Seluruh undangan yang hadir kian antusias ketika di kesempatan itu juga hadir Arumi Bachsin, istri Emil Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur. “Saya senang diundang dan hadir bersama ibu dan bapak di ruangan ini,” ungkap Arumi yang juga Ketua Tim Penggerak PKK se-Jatim.
Menurut Arumi, penyandang down syndrome tidaklah berbeda dengan anak yang
lainnya. “Mereka bahkan lebih hebat karena punya kelebihan dan lebih ekpresif,”
tuturnya.
Lebih lanjut Arumi mengatakan bahwa orang tua para penyandang down syndrome adalah orang tua yang diberikan kelebihan dan bukan kekurangan. “Saya bangga karena mereka merupakan keluarga spesial,” pungkasnya.
Secara terpisah, Jonathan Reynolds, GM Shangri-La Hotel Surabaya menyatakan, kegiatan pada hari itu merupakan tahun ke-7pihaknya mengadakan peringatan Hari Down Syndrome se-Dunia.
Jonathan Reynolds menegaskan,”Ini merupakan usaha kecil kami untuk membantu agar mereka merasa tidak ‘ditinggalkan’, dan sebagai wujud perhatian kami terhadap pengidap down syndrome.” dit
