
iniSURABAYA.com | SYDNEY – Worldpopulationreview.com dalam laporannya mengungkapkan bahwa sejak 2015 populasi Sydney tumbuh sebesar 381.694 jiwa yang mewakili 1,63 persen dari perubahan tahunan.
“Inilah salah satu penyebab utama pertumbuhan jumlah hunian vertikal di Sydney” ujar Iwan Sunito, CEO Crown Group.
Sementara laporan yang dibuat oleh PBB mengungkapkan bahwa pada tahun 2050, 68 persen populasi dunia akan menempati area perkotaan. Jumlah ini akan meningkat dari saat ini yang hanya sebesar 55 persen.
Laporan PBB tersebut juga memprediksikan adanya tambahan 2,5 juta orang yang akan tinggal di kota 30 tahun ke depan.
“Perlu diingat bahwa negara bagian New South Wales yang memiliki populasi sebesar 7,988,241 jiwa merupakan lokomotif perekonomian di Australia yang menghasilkan GSP (Gross State Product) sebesar AUS$ 604 miliar atau 32,7 persen dari total GNP Australia,” ujar Iwan.
Menurut pendiri Crown Group ini, dengan segala kelengkapan yang dimiliki oleh sebuah kota metropolitan ditambah pembangunan infrastruktur transporatsi massal yang masif, tidak mengherankan bila Sydney menjadi salah satu kota yang paling diminati untuk dihuni di Australia.
Terbukti selama 10 tahun terakhir, Australia telah menjadi destinasi investasi utama bagi para investor di kawasan Asia umumnya, khususnya Indonesia,”
Diungkap pula bahwa pasar properti Australia sempat mencapai puncaknya dengan pertumbuhan sebesar 17 persen pada tahun 2017. “Bukanlah hal yang mustahil apabila di tahun 2020 ini pertumbuhan nilai properti kembali menyentuh angka dua digit sesuai prediksi dari SQM Research,” pungkasnya. wid