
iniSURABAYA.com – Di tengah acara ngobrol santai secara virtual di akun Instagram @ini.surabaya, Sabtu (1/8/2020), Roy Jeconiah sempat melontarkan rasa prihatin lantaran tidak adanya pihak yang memperhatikan kondisi seniman di masa sulit seperti sekarang.
Akibatnya, para seniman melakukan sendiri aksi penggalangan dana untuk membantu mereka yang kondisinya jauh lebih tidak menguntungkan. Di kalangan seniman musik misalnya, kondisi terpuruk ini dialami mereka yang berada di belakang panggung.
“Kondisi susah seperti sekarang ini ibaratnya mereka ini ‘cul-culan ngadeg dewe’,” sergah pemilik nama Roy Jeconiah Isoka Wurangian ini.
Ironisnya, lanjut Roy,”Saat kampanye, kami ini dicari banyak orang. Bahkan misal bikin acara ‘charity’, musisi yang dijadikan ujung tombak. Padahal, kalau bicara kebutuhan, musisi ini juga sama butuhnya!”
Yang lebih memprihatinkan, menurut Roy, adalah ketika dia sempat menyaksikan pernyataan Presiden Jokowi yang menegur Kementerian Kesehatan lantaran dana yang tersedia sebesar Rp 70 triliun baru terserap satu persen.
“Itu kan celaka! Ironisnya sempat ada penggalangan dana dari masyarakat untuk sumbangkan APD. Harusnya (penggalangan dana) itu tidak perlu, karena dana (untuk APD) itu sebetulnya ada. Duitnya ada!” cetus mantan vokalis kelompok musik Boomerang ini.
Diakui Roy, aksi penggalangan dana untuk pengadaan APD itu merupakan wujud apresiasi masyarakat pada mereka yang ada di garda depan pandemic Covid-19, khususnya pada tenaga medis.
“Padahal untuk melakukan penggalangan dana itu teman-teman menempuh risiko cukup besar karena harus mendatangi kerumunan,” bebernya.
Yang menyedihkan, kata Roy, mereka yang gabung dalam aksi penggalangan dana untuk pengadaan APD itu tak sedikit berasal dari kalangan yang hidupnya pas-pasan.
“Karena hatinya tergerak ketika menyaksikan kondisi para tenaga medis di TV, mereka lalu ikut menyumbangkan uangnya. Tak banyak memang. Karena dia punya Rp 150.000 misalnya, uang itu yang dia sumbangkan. Padahal, sebetulnya uang itu sangat dibutuhkan buat dia sendiri,” ucapnya.
Namun, Roy sempat melontarkan apresiasi atas kebersamaan dan rasa persaudaraan di kalangan seniman, terutama seniman musik yang begitu besar. “Itulah hebatnya anak band. Aksi penggalangan dana untuk sesama musisi kan wujud kuatnya rasa persaudaraan lantaran tidak ada yang memperhatikan nasib mereka,” tandasnya.
Karena ‘ladang pencaharian’ tidak ada, masih kata Roy, maka tak ada lagi yang bisa diperbuat para seniman itu kecuali melakukan penggalian dana untuk mereka sendiri.
Meski begitu, Roy berharap para seniman tetap bersemangat dan optimistis. “Rasa optimistis ini harus ditaruh di depan untuk yakinkan diri. Sebab jika tidak meyakinkan diri sendiri kita tidak akan kemana-mana,” ujarnya.
Roy menekankan pentingnya memiliki rasa optimistis tersebut sehingga bisa menjadi pemicu semangat untuk tetap berkegiatan. “Kita memang harus terus bergerak. Kita harus melakukan sesuatu demi keberlangsungan keluarga,” pesannya.
Penyanyi yang baru merilis dua single, ‘3 Hari’ dan ‘Anarkhis yang Kronis’ ini menyatakan perlunya menanamkan semangat positif dalam diri sendiri.
“Hati-hati itu perlu. Tetapi jangan sampai jadi terlalu ketakutan sehingga menghambat kita untuk melakukan sesuatu. Yang penting adalah mematuhi protokol kesehatan pada saat kita berkegiatan,” urainya. dit