iniSURABAYA.com – Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menyampaikan pesan khusus terkait libur panjang akhir tahun 2020. Risma berharap warga Kota Surabaya tidak bepergian ke luar kota selama libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 (Nataru).
Risma khawatir akan ada peningkatan kasus Covid-19 lagi jika warga kota ini menikmati liburan dengan bepergian jauh. “Jadi yang liburan kemarin Surabaya ada kenaikan,” ungkap wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini.
Namun, Risma menegaskan, pihaknya cepat melakukan antisipasi. “Jadi yang suspect misalkan baru batuk, pilek itu kami deteksi. Yang mengeluh berobat batuk pilek langsung kami swab. Itulah mengapa penanganan kami lebih cepat,” begitu tandasnya.
Meski kenaikan kasus Covid-19 pasca liburan sebelumnya dapat diantisipasi, namun Risma mengaku khawatir. Pasalnya, warga berpotensi besar kembali bepergian ke luar kota saat libur Natal dan tahun baru ini.
“Saya berharap kalau memang tidak terpaksa, tidak keluar kota terlebih dahulu,” pesannya.
Apalagi, lanjut Risma, ketika warga tersebut berlibur ke luar kota, mereka akan sulit terdeteksi telah melakukan kontak dengan siapa saja. Sementara di Kota Pahlawan sendiri, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masif melakukan tracing dan testing.
“Sehingga dapat diketahui siapa saja yang berpotensi besar untuk menjadi tertular,” ujarnya.
Terlebih lagi, ketika warga tersebut tergolong OTG (orang tanpa gejala) maka akan sulit terdeteksi jika tidak dilakukan pemeriksaan swab. “Karena itu saya berharap liburan ini tolong usahakan tidak kemana-mana dulu sampai kondisi di luar sana relatif lebih baik,” imbuhnya.
Risma tak ingin pasca liburan ke luar kota justru membawa virus ketika kembali pulang ke Surabaya. “Jangan kemudian kita tertular dan dampaknya ke keluarga kita. Ada yang kuat tapi ada yang tidak kuat. Jadi contohnya misalnya ada seorang dokter yang kita tracing ternyata dia juga habis dari luar kota,” kata dia.
Risma mengingatkan pula bahwa Covid-19 tak hanya menyasar kepada orang tua. Namun, anak-anak maupun remaja berpotensi tertular virus tersebut.
“Tidak semua orang kuat. Tidak hanya orang tua, yang muda pun banyak yang jadi korban. Oleh sebab itu ayo kita jaga 3M, Memakai Masker, Menjaga Jarak Aman, dan Mencuci Tangan,” tutur dia.
Risma meyakini banyak hal yang dapat dilakukan selama libur Natal dan tahun baru di Surabaya tanpa harus bepergian ke luar kota.
Sementara itu, untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan saat libur Nataru, Antiek Sugiharti, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya kembali mengingatkan kepada pelaku usaha, baik pengelola hotel, restoran, maupun destinasi wisata agar tak mengendorkan disiplin protokol kesehatan.
“Kunci utamanya adalah protokol kesehatan sesuai Perwali 28 dan 33 dalam perubahannya, bahwa industri pariwisata khususnya destinasi pariwisata harus menerapkan protokol kesehatan,” kata Antiek.
Karenanya, pihaknya berharap kepada seluruh pemilik perhotelan, restoran maupun destinasi wisata di Surabaya agar konsisten dalam menerapkan protokol kesehatan.
Termasuk pula pengawasan yang dilakukan Satgas Covid-19 mandiri kepada para pengunjung. “Termasuk menjaga jarak dan membatasi jumlah pengunjung sesuai ketentuan maksimal setengah dari kapasitas yang ada,” urainya.
Di samping itu, untuk meminimalisir kontak langsung, ia juga mendorong pelaku usaha atau pengelola destinasi wisata agar mengupayakan penggunaan elektronik, seperti pembelian karcis ataupun tanda masuk lainnya.
“Supaya bisa dikontrol juga jumlah pengunjung yang masuk, sehingga tidak melebihi kapasitas yang ada,” tuturnya. dit