Tip dan Trik Fashion Photography: Intip Aksi Embran Nawawi dan Fotografer Sebelum Pamer Karya di Media Sosial

Embran Nawawi (baju merah) sedang mengarahkan gaya para model sebelum diambil gambarnya oleh fotografer.

iniSURABAYA.com – Pesatnya pertumbuhan industri fashion di Jawa Timur yang sangat luar biasa dan merata sejak 10 tahun terakhir, memberi dampak yang baik pada pertumbuhan ekonomi.

Walau diterpa pandemi sejak hampir dua tahun belakangan, tetapi seperti dua sisi mata uang. Satu sisi terpuruk pada sektor luring tetapi cukup menjanjikan pada sektor daring, baik itu market place, social media maupun aplikasi messenger.

Bacaan Lainnya

Pertarungan sengit tidak semata-mata pada produknya, tetapi juga pada paket promosi, servis, dan gambar atau foto yang ditampilkan pada aplikasi-aplikasi tersebut.

Bisnis fashion saat ini bukan lagi milik butik, toko fashion maupun department store. Tetapi sudah menjadi milik entrepreneur, baik pemula maupun profesional.

“Bahkan sudah menjadi bisnis emak-emak yang hanya di rumah,” ungkap desainer kondang Embran Nawawi.  

Menurut Embran, salah satu tools marketing dalam bisnis daring adalah foto produk yang dapat representasi kualitas dan harga yang mewaikili sang kustomer. “Atau sebaliknya yaitu merepresentasikan tren serta image dari merek tersebut,” paparnya.

Diakui Embran, banyak jasa fotografi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan masing masing jasa memiliki keahlian masing-masing. Untuk kebutuhan fashion, maka fashion photography adalah solusi terbaik untuk hasil yang sesuai.

Apa saja yang perlu diperhatikan dalam fashion photography? Embran yang juga dosen di sejumlah perguruan tinggi ini kemudian memapar aktivitasnya membuat dokumentasi untuk karya-karyanya yang didukung tim fotografinya, yaitu Zaldy dan Hana Ogawa di bawah payung E to Z Project Fashion.  

Setiap kali akan membuat pemotretan fashion ternyata Embran Nawawi dan Zaldy Ogawa selalu menyempatkan waktu untuk duduk berdiskusi mengenai konsep dan tema yang akan diangkat dari sebuah karya fashion.

Dan kali ini, dengan mengangkat fashion denim yang memiliki spesifik fashion zero waste, fashion berbentuk gaun dan jaket yang bergaya street styling. Maka dengan demikian mereka memutuskan membuat foto yang segar dan energik sebagai daya tarik bagi yang melihat, khususnya anak muda.

Dari gaya streetstyling-nya, Embran dan tim fotografi ini butuh satu sentuhan unik dari sisi gaya rambut dan make up. Setelah semua konsep dan tema disepakati maka mereka mulai mencari dan menentukan model, make up artis, venue, art director, dan stylist, serta graphic designer untuk penyelesaian tahap akhir.

Tahap berikutnya adalah pra-eksekusi atau sering disebut preparation. Dimulai dengan sang fotografer mempersiapkan lampu-lampu dan membuat photo test untuk mengetahui kebutuhan cahaya yang sudah disepakati oleh team editing.

Di sisi lain art director menanta venue sesuai story board. Dan yang paling penting adalah make-up dan hair do sang model di tangan make up artis serta stylis yang mempersiapkan busana yang akan dikenakan, semua dikerjakan dalam waktu bersamaan.

Sebelum tahap berikutnya dimulai, maka art director akan memberikan penjelasan pendek untuk semua yang terlibat, agar semua bekerja selaras tanpa tekanan.

Di tahap akhir produksi yang biasa disebut pemotretan ini akan mengeksplorasi semua ide yang sudah disepakati dan diulang untuk beberapa kali agar mendapatkan hasil paling sempurna.

Hasil dari pemotretan fashion yang dibuat akan dipilih untuk dibuatkan tools marketing fashion yang bisa dibuat fashion image poster, katalog yang akan digunakan untuk marketplace, media sosial, dan juga messengers.

Designer graphic memiliki tugas cukup penting untuk merancang tools tadi dengan konsep dan tema yang sudah disepakati. Selain itu dia juga bertugas memperbaiki jika ada foto yang tidak baik menjadi baik.

Fashion Zero Waste Denim karya Embran Nawawi yang sebelumnya tampak biasa digantungan kini menjadi fashion yang sangat berbeda dengan tatanan rambut dan make up yang unik, pose sang model yang outstanding, tata cahaya dan foto yang baik serta editing yang sempurna.

Tips dan triknya adalah mencoba merubah cara pandang kita sebagai eksekutor menjadi kustomer dan mengetahui kebutuhan aplikasi serta kemampuan smartphoto sebagai alat untuk socmed dan Apps.

“Baru setelah itu memanfaatkan kemampuan setiap anggota tim, dari designer, photographer, make up artis, hair do, model, art director, stylist, dan graphic designer,” paparnya. ana

Pos terkait