
ILUSTRASI - Pemkot Surabaya akan mendirikan Akademi Keperawatan untuk memenuhi kebutuhan nakes di rumah sakit pemkot.

ILUSTRASI – Rumah sakit di Malaysia didukung tenaga medis yang terampil untuk mempercepat kesembuhan pasien.
iniSURABAYA – Penyakit tulang, jantung, mata, dan kanker, merupakan jenis penyakit yang sering dikeluhkan pasien dari Indonesia saat berobat ke rumah sakit di Malaysia.
Setiap tahun, KPJ (Kumpulan Perubatan Johor) Healthcare rata-rata menerima 800 ribu hingga satu juta pasien dari Indonesia.
“Penyakit mata pun biasanya terjadi akibat komplikasi dari sakit diabetes, kolesterol, dan hipertensi. Selain pada mata biasanya, biasana berdampak pula pada kinerja ginjal,” kata Dr Azlin Ahmad, Consultant Rheumatologist & General Physician KPJ.
Sementara Noor Hafizan Mohd Noor, Corporate Manager KPJ Healthcare Berhad Kuala Lumpur menyatakan, beberapa kelebihan yang dimiliki tenaga medis maupun fasilitas di rumah sakit di Malaysia membuat negeri jiran ini masih menjadi pilihan warga Indonesia untuk berobat. Apalagi transportasi pesawat terbang ke Kuala Lumpur saat in tidak lagi sulit.
Kecenderungan masyarakat Indonesia berobat di Malaysia ini pun lantas disambut oleh beberapa lembaga pelayanan kesehatan Malaysia untuk mengeksplorasi pangsa pasar mereka di Indonesia, khususnya di Surabaya.
Mereka memilih menjemput bola untuk mempermudah akses pasien yang hendak berobat. “Terdapat belasan lembaga kesehatan atau rumah sakit asal Malaysia yang telah ekspansi di Indonesia,” ungkapnya.
Noor menambahkan, pihaknya memperluas jaringan di beberapa daerah di Indonesia untuk menawarkan masyarakat pilihan alternatif. Pasien bisa juga sekaligus memanfaatkan kesempatan untuk tur atau rekreasi.
Setiap pasien yang hendak berobat ke Malaysia sudah mengetahui sejak awal estimasi biaya pengobatan yang akan dikeluarkan selama di Malaysia.
Selain itu juga waktu berobat, serta informasi mengenai penginapan yang bisa digunakan keluarga pasien selama pasien menjalani proses pengobatan.
“Homestay sudah diurus sehingga pasien dan keluarganya tidak perlu khawatir saat berobat,” urainya.
Begitu pula tenaga penerjemah sudah tersedia jika keluarga pasien memerlukannya. “Kami bukan ingin mencuri pasien dari Indonesia. Tapi menawarkan pilihan yang menarik dan tak kalah canggih,” ucapnya. –din