iniSURABAYA – Konsep busana ala Timur Tengah jarang dilirik perancang busana Surabaya. Tak heran bila kreasi Rodeo Pradana di pentas Traditional Wedding 2018 menjadi yang istimewa.
Untuk memeriahkan acara yang disajikan selama 4 hari (Kamis, 8/3 hingga Minggu 11/3) tersebut Pradana mengangkat tema ‘Bahiti’ yang dalam bahasa Mesir berarti ‘Kemenangan’. Melalui empat karya terbarunya, pemilik Rodeo Rumah Mode ini menggabungkan unsur budaya Timur Tengah dan Indonesia.
Namun, Pradana lebih dominan memberi penekanan pada unsur tradisionalnya. “Yang tradisional dalam bentuk kebaya. Jadi unsur tradisional kental supaya tidak terlihat kebarat-baratan,” tegasnya.
Pradana yang belajar merancang busana secara otodidak ini menegaskan agar tidak terkesan konvensional, dia juga menghadiran busana yang sederhana, praktis, namun tetap elegan.
“Karena anak jaman now pasti nggak ingin ketika pakai baju jadi mirip acara untuk manten, atau jadi terlihat tua banget,” katanya.
Karena itu pula, Pradana yang belajar ilmu desain baju ini selama tiga tahun menghadirkan motif polos untuk bahan organza pada rancangannya. “Saya memang tak suka baju yang kesannya jadi ramai banget,” ujarnya.
Selain organza, bahan lain yang digunakan Pradana adalah jaguar dan brokat dengan hiasan Kristal swaroski untuk menambah kesan mewah pada baju kreasinya itu. “Inspirasinya memang dari peradaban Mesir. Tetapi, campur dengan kebudayaan negeri sendiri,” ungkapnya.
Dari empat busana yang diperagakan di hadapan pengunjung Royal Plaza, Pradana juga menyodorkan motif-motif Shanghai dan Papua. “Unsur Mesirnya dalam bentuk bunga-bunga yang sembur,” pungkas Pradana.
Selain peragaan busana, pengunjung Traditional Wedding 2018 juga disuguhi aneka stan yang memajang ragam dekorasi pelaminan, foto & video, kartu undangan, dan suvenir. sum