iniSURABAYA – Kurang tidur bisa berakibat buruk bagi kesehatan. Meski sudah banyak yang mengetahui hal ini, nyatanya masih banyak orang yang tak mengindahkan karena alasan kesibukan.
Kurang tidur dapat meningkatkan risiko kesehatan, seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung. Tapi kini, bagi orang yang memiliki kesibukan tinggi -mungkin, tak perlu khawatir lagi. Hasil riset terbaru yang diberitakan laman the Independent, menunjukkan, menghabiskan akhir pekan untuk tidur dapat menetralkan efek negatif dari kurangnya tidur saat hari kerja.
Para peneliti yang dipimpin oleh Torbjörn Åkersted, seorang profesor dari Stockholm University telah menganalisis dampak kurang tidur, baik saat hari kerja maupun akhir pekan, berisiko tinggi meningkatkan kematian.
Demi mendapat hasil yang akurat, peneliti mengumpulkan data kesehatan dan kebiasaan tidur dari 43.880 peserta selama 13 tahun penelitian. Data dikumpulkan melalui survei tentang gaya hidup dan kesehatan di Swedia yang telah dilakukan pada tahun 1997.
Hasilnya, periset menemukan orang berusia di bawah 65 tahun dengan durasi tidur kurang dari lima jam saat akhir pekan, memiliki risiko kematian lebih besar 52 persen daripada mereka yang tidur 6-7 jam.
Uniknya, kelompok usia sama dengan jam tidur pendek di hari kerja, dan terlelap lebih lama di akhir pekan, memiliki risiko kematian yang sama dengan mereka yang tidur selama 6-7 jam setiap malam. Periset juga menemukan, mereka yang setiap hari tidur lebih dari delapan jam dalam semalam memiliki risiko kematian yang tinggi. Riset ini hanya menganalisis kelompok usia 65 tahun atau di bawahnya.
Periset tidak menganalisis dampak durasti tidur bagi mereka yang berusia di atas 65 tahun. Faktor gaya hidup lain, seperti merokok, minum alkohol, mengkonsumsi kopi dan aktif secara fisik, juga diperhitungkan selama penelitian.
Periset menyimpulkan, tidur lama saat akhir pekan mampu menanggulangi risiko kesehatan yang diakibatkan kurangnya tidur saat hari kerja. “Mungkin, tidur akhir pekan panjang dapat mengompensasi kurangnya tidur pada hari kerja,” ungkap Torbjörn Åkersted. dit/dbs