iniSURABAYA – Sejak awal hadirnya Pasukan Record, menjadi wadah bagi para raper berbakat, khususnya yang asal Surabaya untuk eksis di industri musik Indonesia. Karena dinamika yang terjadi di industri musik di seluruh dunia dengan berkembangnya teknologi digital, Pasukan Record pun vakum.
Faktot lain penyebab vakumnya Pasukan Record adalah ‘serangan’ label luar negeri yang nekad mengontak langsung artis-artis yang semula tumbuh di bawah bendera label musik asal Surabaya ini.
“Padahal mereka waktu itu kami besarkan dengan susah payah,” ungkap Wiesa Tamin, Founder Pasukan Record, Sabtu (12/1/2019).
Setelah 20 tahun ‘berdiam diri’, Pasukan Record memutuskan kembali mewarnai industri musik Tanah Air. “Sebenarnya sudah berpikir lama sebelum kembali. Tapi, banyak hal baru yang harus kami pelajari sebelum akhirnya sepakat berdiri lagi,” tandasnya.
Genre musik hip hop, ditekankan pria yang
lebih dikenal dengan sapaan Wisha ini, tetap menjadi ujung tombak label Pasukan
Record. “Kami kembali kontak pasukan raper di Jawa Timur, khususnya Surabaya
yang selama ini memang masing terus berhubungan erat,” imbuhnya.
Diakui Wisha, banyak raper di Indonesia, termasuk Surabaya yang tak punya wadah untuk menunjukkan eksistensi diri. Wisha lalu menunjuk musisi Iwa K sebagai contoh.
“Tahun 1994, saat hip hop masih berkibar, Iwa K sempat merilis album dengan lagu andalan, ‘Cewek Matre’. Tetapi pasca 2000an, tak ada lagi yang musiknya pure hip hop,” uranya.
Pasukan Record, masih kata Wisha, bertekad membawa musik hip hop meraih kejayaannya seperti di era 1990an. Pasukan Record ingin hadir dan menjadi jawaban bagi raper-raper berbakat Surabaya yang selama ini tak punya wadah.
Dan sebagai proyek awal, Pasukan Record membawa karya-karya Flava Effect, salah satu grup rap asal Surabaya. dit
