

iniSURABAYA.com – Sebanyak 35 perias pengantin larut dalam suasana Lomba Rias Pengantin Nusantara Non-Paes yang digelar Tiara Kusuma Ranting Wonokromo Surabaya di Atrium Lenmarc Mall Surabaya, Rabu (24/7/2019).
Inovasi dan originalitas menjadi tumpuan penilaian para juri. “Inovasi itu perlu agar bisa bersaing dengan sehat. Di era yang terus berkembang ini tuntutan masyarakat pun makin besar terhadap hasil riasan yang maksimal,” tegas Dwi Watiningsih SPd, Ketua Tiara Kusuma Ranting Wonokromo.
Meski dituntut untuk berkreasi, lanjut perempuan yang akrab disapa Wiwik ini, hasil riasan tidak boleh lepas dari originalitas. “Tetap tidak boleh meninggalkan pakemnya. Pengantin Nusantara itu masing-masing punya ciri khas yang tidak boleh ditinggalkan,” tandas Lien Soeharno SSos SPd, Penasehat Tiara Kusuma DPC Tiara Kusuma Surabaya.

Saat lomba, peserta sudah mempersiapkan model dengan tatanan rambut dan busananya terlebih dulu. Setelah itu peserta membawa model ke area lomba untuk mulai merias dalam waktu 45 menit.
“Juri tidak menilai busana atau aksesoris yang dipakai, tetapi melihat keserasian antara tata rias dengan busana yang dipakai. Kalau pengantin pakai busana Madura, atau Bali, otomatis riasannya juga harus menyesuaikan,” tegas Wiwik yang diamini Lien Soeharno.

Wiwik menambahkan, perias harus mampu mengaplikasikan setiap olesan make up dengan tepat pada wajah sang pengantin. “Misalnya bagaimana menggunakan bulu mata, atau juga eye shadow seperti apa. Kalau istilahnya sekarang itu riasan itu mesti glowing. Kerapihan hasil juga jadi materi penilaian,” ujarnya.

Melalui lomba tersebut, Wiwik berharap anggota Tiara Kusuma khususnya dari kalangan generasi muda bisa makin percaya diri. “Itu penting di saat persaingan makin ketat seperti sekarang,” katanya.
Sebelum pelaksanaan lomba, di panggung yang sama juga dihadirkan demo make up yang disajikan oleh Heru Tedja dari Heru Willy Salon. Ada juga seminar bersama yang diikuti oleh 40 peserta. dit