
iniSURABAYA.com – Memasuki usia kesepuluh tahun, Surabaya Heritage Track (SHT) meluncurkan rute baru yang mulai dilaksanakan pada Selasa (3/9/2019).
Trackers (penumpang bis) dapat menikmati dan mengenal sejarah kota Surabaya yang terkenal sebagai kota pahlawan, kisah Babad Surabaya, serta kekayaan ragam budaya khas Arek yang diwujudkan dalam enam tur reguler setiap hari Selasa hingga Minggu.
Untuk Selasa-Kamis misalnya, pukul 10.00-11.00 temanya adalah Surabaya Kota Pendidikan, dilanjut pukul 13.00-14.00 Surabaya Kota Pahlawan, dan pukul 15.00-16.00 Surabaya Kota Pelabuhan.
Sedang pada
hari Jumat-Minggu, pukul 10.00-11.30 perjalanan bus menuju ‘Kampung dari
Seberang’, pukul 13.00-14.30 (Surabaya Kampung Metropolitan), dan pukul
15.00-16.30 (Gerbang Keraton Surabaya).
“Bedanya dengan yang lama, rute reguler SHT yang baru ini lebih banyak ke kawasan-kawasan cagar budaya tidak hanya bangunan cagar budaya,” kata Rani Anggraini, Manager House of Sampoerna kepada iniSurabaya.com, Selasa (3/9/2019).
Menurut Rani, rute baru ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada potensi sejarah dan wisata bangunan maupun kawasan cagar budaya lainnya di Surabaya.
“Juga untuk menunjukkan semangat pergerakan arek-arek Suroboyo yang multikulural, serta identitas kota Surabaya sebagai kota pendidikan, perdagangan dan pelabuhan,” paparnya.
Program ‘Menelusui Jejak Warisan Surabaya’ diluncurkan di tahun 2009 dengan konsep tur keliling kota menggunakan bis bermodel kereta trem yang pernah berjalan di Surabaya tempo dulu. dit
Rute Tur Selasa-Kamis:
Tur I: Surabaya Kota Pendidikan | Tur II: Surabaya Kota Pahlawan | Shift III: Surabaya Kota Pelabuhan |
10.00-11.00 | 13.00-14.00 | 15.00-16.00 |
HoS – Kantor Telkom Garuda – Sekolah Ongko Loro – HoS | HoS – Taman Sejarah – Tugu Pahlawan – HoS | HoS – Menara Pantau Kalimas – Pasar Pabean – HoS |
Melalui Rajawali ke Garuda berhenti di Telkom Garuda melalui Veteran ke Bubutan berhenti Kampung Maspati melalui Indrapura kembali ke HoS | Melalui Rajawali ke Taman SejarahBerhenti di Taman SejarahMelalui Veteran ke PahlawanBerhenti di Tugu PahlawanMelalui Indrapura kembali ke HoS | Melalui Rajawali ke Kembang JepunBerhenti di Kembang JepunMelalui Dukuh ke Sultan Iskandar MudaMelalui Kalimas Barat kembali ke HoS |
Destinasi: – Telkom Garuda – Kampung Maspati | Destinasi: – Taman Sejarah – Tugu Pahlawan | Destinasi: – Menara Pantau – Pasar Pabean |
Materi Cerita:
Surabaya Kota Pendidikan
Surabaya sudah menjadi pusat pendidikan sejak masa Sunan Ampel. Menerapkan sistim pembelajaran nyantrik, berbondong-bondong orang berguru ilmu agama di Surabaya.
Memasuki masa kolonial kebutuhan akan institusi pendidikan yang lebih lengkap semakin meningkat. Hal tersebut disebabkan posisi Surabaya sebagai kota pelabuhan yang membutuhkan banyak tenaga terdidik sebagai pegawai, meskipun hanya kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung.
Surabaya Kota Pahlawan
Kedatangan Sekutu di Surabaya pada 25 Oktober 1945 menjadi jalan masuknya tentara NICA untuk kembali menduduki Indonesia. Rakyat Surabaya yang menolak dengan tegas upaya tersebut memberikan perlawanan kuat hingga menewaskan pimpinan tertinggi Sekutu, Jenderal AWS Mallaby pada pertempuran tiga hari di bulan Okktober 1945.
Meletusnya pertempuran 10 November menjadi pembuktian keinginan Arek-arek Suroboyo untuk merdeka.
Surabaya Kota Pelabuhan–Niaga
Hilir mudik arus pelayaran yang masuk ke Kalimas sejak masa Kerajaan Majapahit menjadikan Surabaya pintu gerbang perdagangan yang diperhitungkan di Nusantara.
Di masa kolonial, Surabaya dilengkapi fasilitas-fasilitas pendukung seperti menara pantau, pasar, pergudangan, juga pelabuhan yang lebih memadai untuk menunjang perannya sebagai kota collecting centre.
Surabaya menerima beraneka komoditi yang akan masuk diedarkan ke Nusantara, maupun komoditi yang akan dikapalkan ke pasar internasional.