Gus Hans Bakal Kurangi Ijin Hotel Budget, Ternyata Ini Alasannya

0
1104
Zahrul Azhar Asad atau dikenal juga dengan sapaan Gus Hans

iniSURABAYA.com – Tumbuhnya properti, khususnya perhotelan di Surabaya mendapat perhatian serius Zahrul Azhar Asad. Pria asal Jombang yang lebih dikenal dengan nama Gus Hans ini mencermati hotel budget tidak membawa efek positif pada perkembangan ekonomi ibukota Jawa Timur ini.  

“Hotel budget itu low cost dan tidak menggerakkan ekonomi sekitar. Tamu sudah selesai urusan langsung balik. Dampaknya hanya pada makan,” tegas penyandang gelar S1 Hubungan Internasional FISIP UPN Yogyakarta ini.

Kondisi berbeda dia amati pada hotel berbintang, khususnya bintang 4-5. “Di hotel kelas ini tersedia suvenir, juga tersedia sabun di setiap kamar. Jadi semakin banyak yang dikonsumsi makin banyak pula menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar,” imbuhnya.

Ditemui dalam acara bincang santai di Rumah Makan Bebek Harissa Merr, Surabaya, Senin (28/10/2019), calon Wali Kota Surabaya ini menyatakan pula bahwa penyerapan tenaga kerja di hotel budget juga sangat minim.

“Banyak hotel di Surabaya tidak memenuhi syarat tapi dipaksakan. Contohnya fasilitas parkir yang minim,” papar Gus Hans yang juga Wakil Rektor Unipdu Jombang.

Karena itu pula, Gus Hans menegaskan akan membatasi jumlah hotel budget di Surabaya. “Saya akan kurangi ijn hotel budget. Tidak boleh lagi banyak hotel budget karena berdampak pada pengurangan PAD,” tandasnya.

Lebih lanjut perumus konsep wisata syariah di Indonesia ini menekankan pula pentingnya mengoptimalkan potensi yang ada untuk menahan turis bisa lebih lama tinggal di Surabaya.

Dan yang jadi perhatian serius Gus Hans adalah health tourism. “Lulusan Fakultas Kedokteran Unair (Universitas Airlangga) itu terbaik di Indonesia. Jadi kita punya dokter-dokter terbaik yang selama ini juga sering melakukan tindakan medis di banyak rumah sakit di luar negeri,” tuturnya.

Selain itu, Gus Hans juga akan merekonstruksi kembali kawasan Kota Tua Surabaya. “Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan, tetapi tak ada jejak kepahlawanannya. Potensi ini yang harus dibangun selain health tourism,” ungkapnya. dit

Comments are closed.