Premium dan Pertalite Bakal Dihapus, Masyarakat Malah Untung? Begini Penjelasannya

iniSURABAYA.com | JAKARTA – Masyarakat yang selama ini rajin gunakan BBM jenis Premium dan Pertalite, siap-siap bakal tak akan menemui dua jenis BBM tersebut.

Pemerintah memang berencana menghapus BBM dengan kandungan RON rendah, pasalnya Premium dengan RON 88 dan Pertalite dengan RON 90 ini dinilai tidak ramah lingkungan.

Bacaan Lainnya

Jangan panik. Bahkan sebetulnya ada keuntungan saat tak lagi menggunakan dua jenis BBM tersebut.

“Keuntungannya adalah biaya perawatan kendaraan pasti bakal berkurang,” tegas Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB).

Ahmad menekankan bahwa selama ini masyarakat tidak sadar sudah terbebani biaya tinggi untuk perawatan kendaraan karena menggunakan BBM dengan kadar RON rendah.

“Selain emisi lebih buruk, kendaraan bisa rusak. Jadi selama ini pemilik kendaraan itu nggak sadar terbebani biaya tinggi dari kerusakan kendaraan karena menggunakan Premium dan Pertalite,” ungkapnya.

Dia menambahkan, semua bagian pembakaran pada mesin kendaraan paling rawan terkena imbas penggunaan Premium dan Pertalite. Hal ini bisa membuat masyarakat sering ke bengkel untuk merawat kendaraannya.
“Dia berkali-kali ke bengkel, padahal bisa lebih minim dari itu. Selama pakai Premium atau Pertalite busi bisa cepat rusak, piston, bahkan seher mesti bolak-balik ganti. Semua bagian pembakaran kena,” urainya.

Selain itu, lanjut Ahmad, tune up misalnya sampai 16 kali. “Padahal setahun sekali setahun dua kali aja bisa kalau BBM-nya bagus,” tandasnya.

Sementara Mamit Setiawan, Direktur Executive Energy Watch pun menyatakan masyarakat lebih untung menggunakan BBM RON tinggi, karena dapat memelihara mesin kendaraan.

Menurutnya tanpa Premium dan Pertalite perawatan mesin bisa lebih minim dan murah.

“BBM RON tinggi ini kan lebih bagus, membuat kompresi mesin lebih bagus. Akhirnya mesin kendaraan bisa berlari lebih jauh, perawatan juga lebih minim dan murah,” imbuh Mamit.

Diakui Mamit, sebetulnya masyarakat sudah mulai mengurangi penggunaan BBM jenis Premium. Menurut Mamit, penggunaan BBM paling minim memang masih Pertamax.

Tetapi, pemakaian Premium menjadi jenis BBM kedua yang paling sedikit dipakai. “Konsumsi Premium secara nasional sudah tidak terlalu tinggi. Memang paling rendah masih Pertamax tapi sekarang sudah ada penurunan. Sampai Juni 2020 penggunaan Premium 24 persen dari keseluruhan,” bebernya. wid

Pos terkait