Tetap Fokus pada Nuansa Alam, Diah Gardenia Gandeng Eko Tjandra Hadirkan Koleksi di Galeri DePraLa

Perancang kain batik tulis dan lukis, Diah Gardenia kolaborasi dengan desainer Eko Tjandra menghadirkan busana khas di Galeri De.Pra.La di Hotel Royal Singosari Cendana Surabaya.

iniSURABAYA.com – Melukis dan membatik tak akan pernah lepas dalam kehidupan Diah Gardenia. Karena itu pula karyanya menjadi berbeda dengan batik lainnya, terutama di jenis batik tulis.

Dan motif alam, fauna serta tumbuhan, seperti bunga dan daun yang sangat khas Indonesia selalu menghiasi rancangannya. Diah tak menepis kreasinya itu sebagai wujud kekagumannya pada keindahan ciptaan Tuhan.

Bacaan Lainnya

“Melihat alam, bunga, dan ciptaan Allah yang lain, saya selalu kagum. Gradasi dan warnanya sangat indah, membuat hati bahagia. Kekaguman dan kebahagiaan ini saya tuangkan lewat desain,” urainya, Kamis (6/8/2020).

Rancangan Diah Gardenia sajikan motif burung cendrawasih.

Karya perancang busana batik kelahiran 5 Mei 1968 ini kian semarak dengan hadirnya warna-warna cerah.

”Mungkin banyak yang bilang kesannya seperti batik Jawa Timur-an karena warna-warni. Namun, sebenarnya saya nggak spesifik pada motif daerah tertentu,” begitu tegasnya.

Menurut Diah, warna-warna cerah yang disuguhkan pada karyanya itu dirasa cocok untuk menaikkan suasana hati masyarakat di masa pandemi.

“Kalau dalam psikologi, warna bisa membuat mood seseorang jadi semakin baik. Jadi, orang yang melihat atau memakainya akan merasa lebih senang,” paparnya.

Setiap corak yang ia usung pun selalu mempunyai filosofi mendalam, seperti motif burung cendrawasih dalam salah satu karyanya.

Burung tersebut hadir dalam warna kuning dan oranye dengan latar berwarna hijau serta detail awan-awan serta motif-motif layaknya daun.

Tidak seperti batik pada umumnya, batik lukis tangan Diah memang memiliki keunggulan warnanya yang kaya akan gradasi dan ornamen yang detail.

Diah menyatakan, lewat karyanya berupa burung cendrawasih itu dirinya ingin mengingatkan masyarakat mengenai sisi keindahan alam di Papua.

“Dalam ceritanya, cendrawasih ini kan dikenal sebagai burung yang diturunkan dari surga,” bebernya.

Burung cendrawasih hidup di tengah hutan belukar yang gelap dan liar. Hal ini memiliki filosofi, ada sesuatu yang cantik dalam balutan yang gelap sekalipun.

“Pesan yang ingin disampaikan adalah ‘jangan melihat orang dari cover-nya saja’. Ternyata di dalam hutan tadi kan ada keindahan. Sama seperti menilai orang, kelihatannya nyebelin ternyata dia malah bisa bikin happy,” ucap Diah.

Bagi warga Surabaya penggemar batik karya Diah Gardenia, kini makin mudah mendapatkanya. Rancangan Diah dalam bentuk batik tulis tangan ini hadir di galeri barunya, De.Pra.La di Hotel Royal Singosari Cendana.

Sementara Andhika Mahardiansyah, Assistan Director of Sales & Marketing Royal Singosari Cendana mengatakan, pihaknya sangat senang bisa bersinergi dengan membuka galeri De.Pra.La.

“Salah satu misi kami memang untuk membantu usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Jawa Timur, khsusunya yang bergerak pada bidang batik,” cetusnya. dit

Pos terkait