
iniSURABAYA.com – Di tengah pandemi yang belum menunjukkan kepastian bakal reda ini, desainer Embran Nawawi terus berkreasi. Hampir setiap bulan selalu ada aksi yang dilakukan dalam ranah fashion.
Terakhir adalah aksinya bersama Andima Management menggelar Parade Designer Show, Minggu (11/10/2020). Kegiatan yang dirangkai dengan acara Indonesian Model Ambassador itu menghadirkan karya delapan desainer dengan bahan utama batik dari berbagai daerah di Jatim.
“Saya memang ingin kiblat fashion di negeri ini balik ke Jawa Timur dengan batik yang luar biasa!” begitu tegasnya kepada iniSurabaya.com.
Target selanjutnya, Embran didukung Pemprov Jatim akan menggelar pentas busana batik juga di Banyuwangi. “Agenda lanjutan tahun lalu East Java Fashion Harmony,” beber pembimbing skripsi di LaSalle College Surabaya ini.
Tema yang diusung Embran, ‘Mystical Elegance’ diyakini bakal jadi jembatan bagi batik tradisi maupun batik budaya serta batik Jatim ini untuk masuk ranah fashion yang luar biasa.
Embran bahkan sudah menyiapkan konsep yang bertumpu pada ‘Mystical Elegance’ ini menjadi rangkaian kegiatan yang sudah diawali sejak pertengahan 2020 sampai 2021. “Semuanya untuk mengangkat batik Jatim,” katanya.
Bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jatim, Embran akan menggelar serangkatan pementasan untuk mengangkat batik dengan cara elegan.
“Saya jujur merasa kaget. Sebab, di awal yang saya rasakan menakutkan (untuk kembali menggelar pementasan busana di masa pandemi), ternyata disambut pemerintah,” ungkapnya.
Tak dielakkan. Sejumlah agenda yang digagas Dosen Kewirausahaan Unika Widyamandala Surabaya ini mampu merangsang bisnis melalui pentas busana yang dia bikin.
“Halangan hampir tidak ada. Hanya soal menentukan kesamaan waktu dan tempat,” imbuh Embran yang juga dosen Desain Fashion & Tekstil UK Petra ini.
Sejumlah agenda yang disodorkan Embran pun disambut pihak hotel. “Jadi memang ada mutual benefit yang membuat industri fashion ikut terangsang,” ujarnya.
Proyek lain, masih kata Embran, adalah menyiapkan sebuah fashion show di pulau dan gunung. “Ini untuk menyambut Festival Pulau Jatim,” ungkap Sarjana Master di bidang Kriya Tekstil Pascasarjana ISI ini.
Saat ini, Embran juga sedang melakukan negosiasi dengan Pemprov Bali untuk menggelar sebuah agenda pementasan dalam tiga versi, yaitu fashion budaya Bali, fashion modern, serta fashion liburan.
“Jujur ini tantangannya sangat besar. Kalau pun tidak dalam format pentas real, akan kami susun dalam kemasan fashion show virtual,” tandasnya.
Yang tak kalah menarik, Embran menyatakan bakal merilis buku tentang batik Jatim di akhir November 2020. “Batik Jatim itu termasuk batik purba yang memiliki filosofi sendiri,” ujarnya.
Embran lalu menunjuk batik gringsing klasik yang masih diproduksi hanya di sembilan kabupaten di Jatim. “Perjalanannya tentu melalui Kerajaan Majapahit,” pungkasnya. dit