Siap Sambut Pembelajaran Tatap Muka, Sekolah Islam Shafta Berlakukan Aturan Begini

0
837
Murid-murid SMP dan SMA Sekolah Islam Shafta Surabaya mengikuti Khotmil Quran dalam rangka Pondok Ramadan 1442 H dan Nuzulul Qur’an, Selasa (4/5/2021)

iniSURABAYA.com – Menjelang pelaksanaan pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran 2021-2022, Sekolah Islam Shafta terus mempersiapkan diri. Salah satu yang sudah dilakukan adalah menjalani program vaksinasi pada bulan Maret lalu.

Selain itu, penerapan disiplin protokol kesehatan (prokes) pun terus disosialisasikan di seluruh lini di sekolah yang berlokasi di Surabaya Barat tersebut. Itu pula yang dilakukan Khotmil Quran dan Pondok Ramadan yang digelar sejak 26 April lalu dan berakhir pada Rabu (5/5/2021).

Guru dan murid wajib melakukan 3 M, yang dimulai dengan cek suhu tubuh, mencuci tangan, selalu memakai masker, dan menjaga jarak saat berakvitas di sekolah.  

“Protokol kesehatan kami kawal ketat. Para guru juga sudah divaksin, jadi murid tidak perlu khawatir lagi. Kami siap menyambut pembelajaran dengan protokol kesehatan ketat,” tegas Ahmad Nashruddin, Ketua Yayasan Al-Insanul Kamil Surabaya yang menaungi Sekolah Islam Shafta.

Menurut Ahmad, meski di tengah pandemi kegiatan Pondok Ramadan yang diantaranya berupa Khotmil Quran tetap dilakukan dengan penerapan disiplin prokes ketat.

Kegiatan Khotmil Quran itu melibatkan para penghafal Alquran di sekolah tersebut. “Targetnya adalah dalam tiga tahun peserta didik bisa menghafal 10 juz Alquran,” tandasnya.

Dengan penguasaan agama yang bertumpu pada pemahaman isi-isi Alquran secara benar, lanjut Ahmad, diharapkan kualitas lulusan Sekolah Islam Shafta menjadi insan mulia di tengah-tengah masyarakat.

Ahmad menekankan pula, melalui kegiatan Pondok Ramadan seluruh siswa dilatih untuk terbiasa beraktivitas meski sedang menjalankan ibadah puasa.

“Selain diisi kajian-kajian keagamaan, siswa juga dilatih jiwa sosialnya melalui kegiatan berbagi takjil dan sembako kepada masyarakat,” ungkapnya.

Disinggung soal penerimaan siswa baru, Ahmad mengaku saat ini untuk SMA sudah ada dua kelas sedang SMP baru satu kelas. Dari jumlah per-kelas masing-masing 30 orang itu saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka nanti dibagi lagi jadi dua kelas.

“Jadi tiap kelas hanya ada 15 orang murid. Dalam pelaksanaannya kami tetap masih memberlakukan tatap muka dan virtual secara bersamaan,” katanya.

Saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka bulan Juli mendatang, lanjut Ahmad, siswa wajib menunjukkan surat ijin dari orangtua dan surat keterangan sehat. “Pembelajaran daring kan ada kekurangannya, jadi kami berlakukan tatap muka. Karena di sisi lain, orangtua maupun siswa juga sudah ingin dilakukan tatap muka ini,” pungkasnya. dit

Comments are closed.