

iniSURABAYA.com – Romantisme Sultan Sulaiman dan Roxelana dari Kesultanan Turki diangkat desainer Nuniek Mawardi di panggung Muslim Fashion Runway di hari kedua, Sabtu (16/4/2022).
Ada 15 koleksi desainer asal Bandung ini diperagakan di Grand Atrium Pakuwon Mall Surabaya. “Empat busana pria, dan 11 untuk wanita,” ungkap Nuniek kepada iniSurabaya.com.
Busana-busana rancangan Nuniek diwarnai nuansa Kesultanan Turki yang dominan seperti merah maroon, broken white, hitam, gold, turquoise, dan dark chocolate.
“Serta adanya sentuhan manipulation fabric beads dan teknik quilting. Teknik ini saya gunakan agar punya nilai jual tinggi,” ujarnya.
Menariknya, busana-busana khas Turki ini berlapis. Selain itu, baik lelaki maupun perempuan sama-sama mengenakan coat, kain lebar yang menutup bagian kaki yang dikenal dengan nama celana harem.

Bedanya, untuk lelaki celana dengan wujud menggembung ini menggunakan bahan tenun. Sedang untuk wanita memakai bahan sutra. Yang juga berbeda, celana harem untuk wanita menutup seluruh bagian kaki, sedang untuk lelaki masih memperlihatkan bagian kaki.
“Celana harem ini sudah dipakai sultan dan permaisuri Turki di abad 16,” urainya.
Nuansa armour, pakaian perang gaya Turki juga diaplikasikan Nuniek pada rancangan tersebut. “Tetapi bahannya bukan dari baja. Saya pilih yang lebih ringan, seperti sifon, sutra, katun, organdi, linen, lace, tenun songket dari Troso, Palembang, dan India,” imbuhnya.
Yang juga menarik, untuk karyanya ini Nuniek juga memanfaatkan sutra limbah dari India. “Kain ini tidak bisa dipakai karena terendam air garam sehingga tidak bisa dicuci. Saya malah menganggap ini eco friendly,” cetusnya.
Dengan teknik lipatan, Nuniek membuat kain afkir tersebut tak lagi seperti limbah. “Selanjutnya saya gunakan sebagai topi,” kata pendiri Islamic Fashion Institute ini.
Melalui rancangan tersebut, Nuniek ingin mengingatkan kembali bahwa perjuangan seorang istri tak lepas dari peran suami. Begitu pula sebaliknya.
“Roxelana yang awalnya budak dari Polandia ini berkat kegigihannya, berhasil mendaki kerasnya kehidupan sampai menjadi seorang sultan. Ini tak lepas dari tindakan heroism yang dilakukan oleh suaminya. Dan posisi suaminya yang dapat bertahan berkat dukungan istrinya sebagai penasehat,” ujar Nuniek. ap